IDXChannel - China berambisi untuk lebih mandiri dalam hal teknologi di tengah sanksi dan pembatasan perdagangan oleh Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari AP pada Jumat (24/10/2025), hal itu tercantum dalam rencana pembangunan lima tahun periode 2026-2030 yang digodok pekan ini.
Komite Sentral Partai Komunis China menggelar sidang pleno di Beijing pada 20-23 Oktober. Forum ini dipimpin langsung oleh Presiden Xi Jinping.
"China menghadapi tantangan yang mendalam dan kompleks, serta meningkatnya ketidakpastian," kata Komite Sentral dalam sebuah komunike.
Komunike tersebut tidak secara langsung menyebutkan perang dagang dengan Presiden AS Donald Trump. Xi dijadwalkan bertemu Trump di Korea Selatan (Korsel) minggu depan.
AS membatasi ekspor teknologi ke China dalam beberapa tahun ke belakang, terutama chip canggih. Ketegangan perdagangan antara kedua negara semakin memanas sejak Trump kembali menjabat tahun ini.
Komunike tersebut hanya berisi sedikit kejutan, sebagian besar sejalan dengan arah kebijakan pemerintah China selama ini.
Komunike tersebut hanya memberikan gambaran umum tentang rencana pembangunan lima tahun yang akan datang. Informasi lebih lanjut mungkin akan dirilis dalam beberapa hari mendatang, tetapi rencana lengkapnya baru akan diketahui pada Maret, ketika badan legislatif memberikan persetujuan resmi untuk rencana tersebut pada pertemuan tahunannya.
Dibandingkan dengan rencana sebelumnya, pemerintah China lebih fokus untuk mencapai swasembada teknologi dan transisi energi bersih.
China mendorong perkembangan industri mobil listrik serta tenaga angin dan surya dalam beberapa tahun terakhir, dan kini diperluas ke robotika dan kecerdasan buatan (AI). (Wahyu Dwi Anggoro)