IDXChannel - Ancaman terbaru Donald Trump untuk mengenakan tarif tambahan 100 persen terhadap barang-barang China merupakan contoh tipikal standar ganda AS, hal tersebut diungkap pemerintah China.
Dilansir dari laman BBC Selasa (14/10/2025) seorang juru bicara Kementerian Perdagangan mengatakan China dapat memperkenalkan tindakan balasan yang tidak disebutkan secara spesifik jika presiden AS melaksanakan ancamannya, seraya menambahkan bahwa China tidak takut akan kemungkinan perang dagang.
Pada hari Jumat, Trump membalas langkah Beijing untuk memperketat aturan ekspor tanah jarang, menuduhnya menjadi sangat bermusuhan dan mencoba menawan dunia. Ia juga mengancam akan menarik diri dari pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping akhir bulan ini.
Namun pada hari Minggu, Trump menulis: "Jangan khawatir tentang China, semuanya akan baik-baik saja!" kata dia.
"Presiden Xi yang sangat dihormati baru saja mengalami masa sulit. Dia tidak ingin negaranya mengalami Depresi, begitu pula saya. AS ingin membantu China, bukan menyakitinya!!!" ujar Trump dalam sebuah unggahan di media sosial, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Komentar Trump pada hari Jumat mengguncang pasar keuangan, dengan indeks saham S&P 500 ditutup turun 2,7 persen penurunan tertajam sejak April.
Pada hari Senin, Indeks Komposit Shenzhen di China daratan ditutup melemah 0,74 persen, sementara Hang Seng Hong Kong merosot 1,5 persen. Pernyataan presiden tersebut kembali memicu kekhawatiran akan perang dagang antara AS dan China.
Pada bulan Mei, kedua belah pihak sepakat untuk menghapus tarif tiga digit atas barang masing-masing, yang meningkatkan kemungkinan terhentinya perdagangan antara kedua negara.
Hal ini menyebabkan tarif AS atas barang-barang China dikenakan tambahan 30 persen dibandingkan awal tahun, sementara barang-barang AS yang masuk ke China dikenakan tarif 10 persen.
Tanggapan China yang dirilis oleh Kementerian Perdagangan dalam bentuk tanggapan tertulis atas pertanyaan wartawan menggemakan bahasa dari puncak konflik perdagangan baru-baru ini.
Mereka mengkritik pembatasan ekspor AS atas cip dan semikonduktor serta membela kontrol ekspor China sendiri atas logam tanah jarang sebagai tindakan normal untuk menjaga keamanan nasional dan keamanan semua negara.
Juru bicara tersebut mengatakan bahwa untuk waktu yang lama, AS telah melebih-lebihkan konsep keamanan nasional, menyalahgunakan langkah-langkah pengendalian ekspor, dan mengadopsi praktik-praktik diskriminatif terhadap China.
"Menggunakan ancaman tarif bukanlah cara yang tepat untuk berinteraksi dengan China," kata juru bicara tersebut.
"Posisi China terkait perang tarif selalu konsisten: kami tidak menginginkannya, tetapi kami tidak takut," tuturnya.
Pekan lalu, China mengumumkan akan memperketat kontrol ekspor tanah jarang dan material penting lainnya untuk manufaktur teknologi canggih.
Hal ini dipandang sebagai langkah penting, karena negara tersebut memproses sekitar 90 persen tanah jarang dunia, yang digunakan dalam barang-barang seperti panel surya dan ponsel pintar.
Komentar terbaru dari Washington dan Beijing dipandang oleh beberapa pihak sebagai cara untuk memperkuat posisi menjelang perundingan perdagangan di masa mendatang.
Namun tidak jelas apakah pertemuan antara Trump dan Xi, yang diperkirakan akan berlangsung pada pertemuan puncak di Korea Selatan akhir bulan ini, akan tetap dilanjutkan.
(kunthi fahmar sandy)