IDXChannel - China akan menunda penerapan pembatasan ekspor yang lebih ketat untuk logam tanah jarang.
Dilansir dari NHK pada Senin (27/10/2025), hal itu diungkapkan Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Scott Bessent usai melakukan negosiasi dagang dengan delegasi China di Malaysia akhir pekan lalu.
Beijing mengumumkan pengendalian ekspor yang lebih ketat untuk logam tanah jarang awal bulan ini. Presiden AS Donald Trump menanggapinya dengan mengancam akan mengenakan tarif tambahan 100 persen untuk impor dari China.
China merupakan produsen logam tanah jarang terbesar di dunia. Bahan baku tersebut dibutuhkan berbagai industri strategis, mulai dari chip komputer, mobil listrik, hingga persenjataan.
"Saya pikir kita telah mencapai kerangka kerja yang substansial yang akan ditindaklanjuti kedua pemimpin," kata Bessent dalam sebuah wawancara televisi.