"Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menujam ke bawah lempeng Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi itu memiliki mekanisme pergerakan geser naik (oblique thrust),"jelas Hendro Nugroho kepada MPI, Senin (16/1/2023).
Hasil pemodelan, lanjut Hendro, menunjukkan gempa bumi itu tidak berpotensi Tsunami. Hingga Pukul 6.00 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
"Masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa," imbuhnya.
Pantauan MPI, penduduk Tarutung Taput yang bermukim dipinggir jalan-jalan protokol, terlihat keluar rumah dan memilih duduk dan mengobrol di teras rumah usai terjadi gempa.
(FRI)