sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Hadapi Perubahan Iklim, Pemprov Jatim Rehabilitasi Mangrove hingga Bangun Tanggul

News editor Lukman Hakim
17/02/2023 13:33 WIB
DKP Jatim juga melakukan berbagai upaya seperti Underwater Restocking
Hadapi Perubahan Iklim, Pemprov Jatim Rehabilitasi Mangrove hingga Bangun Tanggul (FOTO:MNC Media)
Hadapi Perubahan Iklim, Pemprov Jatim Rehabilitasi Mangrove hingga Bangun Tanggul (FOTO:MNC Media)

IDXChannel – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) terus melakukan berbagai upaya terutama dalam menghadapi perubahan iklim global dan degradasi sumberdaya pesisir.
 
Seperti penetapan kawasan konservasi Perairan Gili Ketapang seluas 478 hektare, rehabilitasi terumbu karang seluas 24,84 hektare, rehabilitasi mangrove seluas 1.821,08 hektare, dan pembangunan 11 tangkis laut (tanggul penahan ombak).

Selain itu, DKP Jatim juga melakukan berbagai upaya seperti Underwater Restocking yakni penebaran benih ikan ke dalam rumah ikan yang ditenggelamkan ke dasar laut tiga bulan sebelumnya. Sehingga benih ikan bisa berkembang biak dan besar dalam rumah ikan yang telah dipenuhi lumut atau tritip dan plankton sebagai sumber makanan benih ikan.

“Kami juga terus melakukan legalitas pemanfaatan ruang laut sebanyak 76 dokumen, pengadaan sarana prasarana berupa kapal sebanyak 16 kapal, rutin melakukan patroli bersama Polairud dan TNI AL, serta melakukan sosialisasi kepada stakeholders yang memanfaatkan ruang laut,” kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Jumat (17/2/2023).

Khofifah mengatakan, saat ini terdapat berbagai isu strategis di bidang kelautan dan perikanan. Seperti perubahan iklim global dan degradasi sumberdaya pesisir, konflik pemanfaatan ruang laut, serta belum optimalnya pemahaman stakeholders terhadap kepastian hukum. Menurutnya, upaya menjaga daya dukung alam dan lingkungan saat ini menjadi penting.

Apalagi saat ini green economy (ekonomi hijau)  telah bertransformasi menuju blue economy (ekonomi biru).  

Ekonomi biru adalah mengelola ekonomi dengan nirlimbah (tanpa limbah). Konsep blue economy di sektor laut adalah pemanfaatan laut untuk ekonomi masyarakat tapi tidak merusak lingkungan. “Konsep ini harus kita kembangkan saat ini maupun yang akan datang,” ujarnya.

Lebih lanjut menurutnya, rencana tata  ruang laut Provinsi Jatim sendiri yakni pencadangan/indikasi kawasan konservasi seluas 202.819 hektare, zona industri seluas 10.311 hektare, kawasan konservasi lainnya seluas 16.719 hektare, zona blue carbon seluas 10.059 hektare, zona pelabuhan laut seluas 43.924 hektare, zona perikanan budidaya seluas 308.979 hektare, zona perikanan tangkap seluas 4.521.736 hektare, dan zona pariwisata seluas 6.140 hektare.

“Kami juga terus berupaya melakukan berbagai strategi dan edukasi  pemanfaatan ruang laut secara masif,” urainya.

Sebagai informasi, potensi kelautan dan perikanan yang dimiliki Jatim yakni luas laut 5.202.579,34 hektare, garis pantai 3.543,54 km, kapal penangkap ikan sebanyak 50.979 unit, destinasi wisata 218 lokasi, jumlah ekspor 385.083 ton, instalasi migas 66 unit, jumlah pulau 504 pulau, jumlah pembudidaya 276.670 orang, nelayan 235.578 orang, terminal khusus 67 unit, usaha pengolahan dan pemasaran 26.070 unit, Pelabuhan umum 121 unit, Pelabuhan penyeberangan 16 unit.


(SAN)

Advertisement
Advertisement