IDXChannel - Jenderal Angkatan Udara Glen VanHerck, kepala Komando Pertahanan Ruang Angkasa Amerika Utara dan Komando Utara AS, mengakui bahwa militer AS sempat tidak mendeteksi balon mata-mata asal China.
Pentagon sebelumnya mengatakan bahwa balon mata-mata China terbang di atas AS setidaknya tiga kali selama pemerintahan Presiden Donald Trump. Pada era Presiden Joe Biden, balon tersebut melewati wilayah AS satu kali.
"Saya akan memberi tahu Anda bahwa kami tidak mendeteksi ancaman tersebut dan itu adalah celah dalam pengawasan," kata VanHerck, seperti dilansir Reuters pada Selasa (7/2/2023).
Dia menambahkan bahwa informasi tersebut berasal dari intelijen AS. Pihak intelijen menyimpulkan bahwa balon mata-mata China telah mengintai AS berkali-kali.
Sebuah jet tempur Angkatan Udara AS menembak jatuh balon mata-mata Cina pekan lalu. Pemerintah AS kini sedang mengumpulkan puing balon untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Ditemukannya balon tersebut memperburuk hubungan antara AS dan China. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membatalkan kunjungannya ke Beijing beberapa saat setelah balon tersebut dideteksi.
Pihak berwenang di AS sebelumnya enggan untuk menembak jatuh balon tersebut karena takut mengancam keselamatan orang-orang yang ada di darat. Namun, balon itu akhirnya ditembak jatuh saat sudah memasuki wilayah perairan.
China sendiri membantah mengerahkan balon mata-mata untuk mengawasi AS. Pihak China megeklam bahwa balon tersebut adalah balon cuaca yang terbawa angina ke wilayah AS.
(WHY)