Dia dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada 2002 atas jasanya melaksanakan negosiasi perdamaian, mengampanyekan hak asasi manusia, dan bekerja untuk kesejahteraan sosial.
Pada 2006, Carter menjadi fenomena langka dalam dunia politik AS karena mengkritik keras kebijakan Israel di Tanah Palestina yang diduduki. Sepanjang sejarah Amerika, hampir tidak ada tokoh politik—apalagi mantan presiden—yang melakukan itu.
Dia juga menggambarkan sistem kontrol Israel di wilayah pendudukan Palestina sebagai “apartheid”, sebuah sikap yang kemudian dianut oleh beberapa organisasi HAM. Pada 2009, dia mengatakan bahwa warga Palestina di Gaza diperlakukan lebih seperti binatang daripada manusia oleh Israel.
(Ahmad Islamy Jamil)