IDXChannel – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 37.280 keluarga terdampak akibat banjir dan longsor yang tersebar enam kabupaten di Sulawesi Selatan (Sulsel). Kepala BNPB Suharyanto pun bakal meninjau lokasi terdampak pada Selasa (7/5/2024).
"Kepal BNPB akan langsung meninjau lokasi terdampak di Luwu menggunakan helikopter kita harapkan dapat meilhat langsung kondisi di daerah-daerah yang memang berada di kondisi yang cukup sulit jika ditempuh jalur darat. Sehingga kita bisa me-maping jalur yang dapat dilalui," kata Kapusdatinkom Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Selasa (17/5/2024).
Tercatat sebanyak enam lokasi di Provinsi Sulawesi Selatan yang terdampak banjir longsor di antaranya di Kabupaten Luwu, Sidrap, Luwu Utara, Soppeng, Enrekang, dan Wajo. Saat ini logistik telah sampai di lima lokasi di antaranya di Kabupaten Luwu, Sidrap, Luwu Utara, Enrekang, dan Wajo.
Dia menyebut ada satu jembatan utama yang saat ini masih terputus. Pihaknya pun sudah berkoordinasi dengan PUPR dan diestimasi perbaikan akan selesai 14 hari.
"Namun untuk mendistribusikan ke lokasi terdampak masih menjadi tantangan dengan kondisi saat ini. Akses darat masih terbatas, dan cuaca masih berisiko hujan ringan hingga sedang. Meski pun sedang beraktivitas di lokasi terdampak ini masih membahayakan," katanya.
Dia menyebut lokasi terdampak bencana dinilai parah dan beberapa daerah sulit untuk dijangkau karena topografi ketinggian yang cukup curam sehingga memerlukan alat transportasi udara. Saat ini hanya ada satu unit Helikopter Caracal H-225M milik TNI dan Satu Helikopter milik Polda Sulawesi Selatan.
"Untuk memperkuat dan menebalkan dukungan dari transportasi udara ini baik evakuasi maupun untuk logistik yang sulit dijangkau menggunakan transportasi darat, maka BNPB menurunkan dua helikopter dan satu Caracal di Menado. Setelah selesai tanggap darurat di Manado di Gunung Ruang," kata Abdul Muhari.
Dia menyebut saat ini, dari dua helikopter yang diterjunkan satu unit telah berada di Sulawesi Selatan dan satu lagi akan segera dikirim. Dia optimistis dengan bertambahnya transportasi udara ini dapat menambah jangkauan mobilisasi ke daerah yang sulit.
"Sehingga nantinya dapat lebih efisien proses menyerahkan bantuan," pungkasnya.
(FRI)