Ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2015-2019 itu menambahkan, hubungan yang baik tersebut terjalin karena komunikasi yang juga baik. “Kalau ada usul apa, masalah-masalah yang saya anggap perlu apa itu perpres (peraturan presiden), apa itu kebijakan-kebijakan, saya menyampaikan kepada Presiden dan kemudian ditindaklanjuti dalam ratas-ratas,” katanya.
Dengan kata lain, kata Ma'ruf, dirinya selalu menempatkan sebagai wakil presiden bukan sebagai Presiden sehingga tidak terjadi benturan. Menurut dia, presiden hanya satu dan dia tak ingin ada "matahari kembar" dalam pemerintahan.
“Jadi, tidak ada hal kuncinya karena saya menempatkan diri sebagai wakil presiden ya bukan saya menempatkan diri sebagai presiden, kalau saya sebagai presiden, tabrakan tentu. Tetapi kalau ketika saya memosisikan diri sebagai wakil presiden, presiden di jalur presiden, saya di jalur wakil presiden. Jadi tidak ada masalah, koordinasinya baik,” kata Ma'ruf.
(Rahmat Fiansyah)