Khusus untuk pengoperasian Whoosh, para masinis dipilih dari jajaran masinis KAI yang memiliki pengalaman minimal 3.000 jam dinas mengemudikan kereta api, atau setara dengan 100.000 kilometer perjalanan. Sejak Februari 2023, kata Anne, mereka menjalani program intensif yang dimulai dengan teori di Politeknik Perkeretaapian Indonesia (PPI) Madiun.
Pelatihan ini mencakup pelajaran dasar-dasar kereta cepat, keterampilan teknis, serta regulasi keselamatan. Tahapan berikutnya adalah praktik langsung di Depo Tegalluar dan lintas pelayanan Whoosh, termasuk penggunaan simulator untuk mematangkan keterampilan.
Proses berlanjut dengan magang bersama masinis profesional dari China di lintas operasional Whoosh. Selama satu tahun penuh mereka menjalani observasi, pengoperasian langsir dan kereta tanpa penumpang, hingga akhirnya mengemudikan kereta berpenumpang dengan pendampingan.
Total, setiap masinis menempuh lebih dari 50.000 kilometer pengalaman praktik nyata sebelum mengikuti uji sertifikasi resmi. Setelah dinyatakan lulus, mereka mulai bertugas mengoperasikan Whoosh secara mandiri dengan tetap menjalani pendampingan sesuai kebijakan perusahaan.
“Para masinis KAI mampu menuntaskannya hanya dalam satu setengah tahun. Hal ini dimungkinkan karena kualitas mereka yang telah terbentuk dari pengalaman panjang di KAI, ditopang pendidikan dan pelatihan yang sistematis,” kata Anne.