sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Miris, Dua Provinsi Ini Belum Punya Dokter Spesialis Jantung

News editor Kevi Laras
26/11/2022 10:15 WIB
Banyaknya provinsi dan keterbatasan, membuka lebar kemungkinan kekurangan tenaga kesehatan (Nakes) ataupun dokter spesialis dalam pelayanan kesehatan. 
Miris, Dua Provinsi Ini Belum Punya Dokter Spesialis Jantung. Foto: MNC Media.
Miris, Dua Provinsi Ini Belum Punya Dokter Spesialis Jantung. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan, yang saat ini terdiri dari 38 provinsi. 

Banyaknya provinsi dan keterbatasan, membuka lebar kemungkinan kekurangan tenaga kesehatan (Nakes) ataupun dokter spesialis dalam pelayanan kesehatan. 

Faktanya ada dua Provinsi di Indonesia yaitu Papua Selatan dan Papua Pengunungan, belum memiliki dokter spesialis jantung

Menurut Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) dr Radityo, dokter tidak ada karena  kondisi yang memang jauh atau bertambah luas wilayahnya, akibat pemukaran di Papua.

"Tapi ada juga yang belum ada dokter jantungnya itu ada di dua provinsi yaitu Papua Selatan dan Papua Pegunungan. Jadi itu dari pemekaran dari Papua ya, tadinya ada lima, sekarang delapan, setelah pemukaran ini tidak ada," jelas dr Radityo Prakoso, Sp.JP(K), Ketua PERKI 2022 - 2025 dalam Konferensi Pers Indonesian Society of Interventional Cardiology Annual Meeting (ISICAM), Jumat (25/11/2022). 

Kurangnya jumlah dokter spesialis jantung, juga disampaikan oleh Perhimpunan Intervensi Kardiologi Indonesia (PIKI). Menyatakan saat ini Indonesia mengalami kekurangan jumlah dokter spesialis, dan alat pemeriksaan untuk menangani pasien dengan penyakit jantung.

Berdasarkan datanya, sampai tahun ini Indonesia baru memiliki 329 tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dalam intervensi kardiologi. Sedangkan pada 2023 diperkirakan hanya naik sekitar 400 orang.

"Kita masih kekurangan alat kateter dan tenaga kesehatan. Mungkin bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah, mudah-mudahan angka bisa dikejar dengan kualitas yang baik,” kata Ketua PIKI, Doni Firman, MD dalam kesempatan yang sama

Saat ini, enyakit pembunuh pertama di Indonesia yaitu stroke. Penyakit jantung (kardiovaskular), menduduki nomor dua di Indonesia.

Sementara dari sisi faktor risiko, penyakit jantung nomor satu bisa dialami, baik pria maupun wanita. Hal tersebut dipicu dari pola hidup dan makan yang tidak sehat. (NIA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement