Berdasarkan datanya, sampai tahun ini Indonesia baru memiliki 329 tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dalam intervensi kardiologi. Sedangkan pada 2023 diperkirakan hanya naik sekitar 400 orang.
"Kita masih kekurangan alat kateter dan tenaga kesehatan. Mungkin bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah, mudah-mudahan angka bisa dikejar dengan kualitas yang baik,” kata Ketua PIKI, Doni Firman, MD dalam kesempatan yang sama
Saat ini, enyakit pembunuh pertama di Indonesia yaitu stroke. Penyakit jantung (kardiovaskular), menduduki nomor dua di Indonesia.
Sementara dari sisi faktor risiko, penyakit jantung nomor satu bisa dialami, baik pria maupun wanita. Hal tersebut dipicu dari pola hidup dan makan yang tidak sehat. (NIA)