sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Modifikasi Cuaca Hari Kedua, BPBD DKI Tabur 2.400 Kg Garam

News editor Muhammad Refi Sandi
07/11/2025 07:46 WIB
Pelaksanaan OMC pada Kamis (6/11) menggunakan pesawat Casa A-2114 milik TNI AU, dengan tiga sortie penerbangan.
Modifikasi Cuaca Hari Kedua, BPBD DKI Tabur 2.400 Kg Garam (FOTO:iNews Media Group)
Modifikasi Cuaca Hari Kedua, BPBD DKI Tabur 2.400 Kg Garam (FOTO:iNews Media Group)

IDXChannel - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta kembali melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) sebagai langkah kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi saat cuaca ekstrem di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Kegiatan OMC berlangsung pada Kamis (6/11) berpusat di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta TNI Angkatan Udara (TNI AU).

Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD Provinsi DKI Jakarta, Mohamad Yohan mengatakan pelaksanaan OMC pada Kamis (6/11) menggunakan pesawat Casa A-2114 milik TNI AU, dengan tiga sortie penerbangan.

"Adapun area semai mencakup perairan selatan Kabupaten Lebak, dengan radius 180°–300° dan jarak 50–80 NM dari Bandara Halim Perdanakusuma, pada ketinggian 8.000–10.000 kaki. Total bahan semai higroskopis (NaCl) yang digunakan mencapai 2.400 kilogram," kata Yohan di Jakarta dikutip, Jumat (7/11/2025).

Ia menjelaskan bahwa operasi ini merupakan bagian dari upaya mitigasi bencana yang terus dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta untuk meminimalkan dampak cuaca ekstrem di musim hujan.

"OMC dilaksanakan sebagai bentuk antisipasi terhadap potensi peningkatan curah hujan di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Melalui kerja sama dengan BMKG dan TNI AU, kami berupaya mengatur distribusi curah hujan agar tidak terkonsentrasi di wilayah daratan Jakarta,” ujarnya.

Hasil observasi lapangan menunjukkan kondisi awan yang cukup potensial di area target. “Di wilayah Pandeglang dan perairan selatan Pandeglang, terpantau awan jenis Cumulus Congestus dengan puncak mencapai sekitar 12.000 kaki. Tim juga mendeteksi presipitasi ringan di area semai, menandakan proses penyemaian berjalan efektif,” tuturnya.

Selain itu, angin pada ketinggian 5.000–10.000 kaki terpantau bertiup dari arah barat hingga utara dengan kecepatan 22–26 knot. Di wilayah perairan barat Kabupaten Serang (Selat Sunda) cuaca cenderung cerah, sementara di bagian selatan Pandeglang dominan oleh awan Cumulus Congestus yang menjadi target penyemaian.

“Pelaksanaan OMC ini akan terus menyesuaikan dengan kondisi atmosfer harian yang dimonitor oleh BMKG. Tujuannya agar curah hujan bisa diurai di wilayah perairan sekitar Jakarta, sehingga potensi genangan dan banjir di Jakarta dapat ditekan,” kata dia.

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan 43,8 persen wilayah Indonesia atau setara dengan 306 zona musim telah memasuki musim hujan. Namun, puncak musim hujan terjadi periode November 2025 hingga Februari 2026. 

"Mencakup sebagian Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Kepulauan Bangka Belitung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara dan Maluku sebagian Pulau Papua," kata Dwikorita dalam konferensi pers virtual, Sabtu (1/11).

"Puncak musim hujan di Indonesia sesuai dengan prediksi sebelumnya di bulan September-Oktober lalu, dimulai awal November 2025 atau mulai hari ini (1/11) hingga Februari 2026 ini relatif signifikan dari tahun sebelumnya puncak musim hujan biasanya tidak sepanjang ini biasanya Desember-Januari atau Januari-Februari," katanya.

(kunthi fahmar sandy)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement