"Ini bukan hanya tentang satwa liar, ini tentang ekosistem penting yang menopang kehidupan manusia," kata Kepala Konservasi WWF Daudi Sumba.
Aktivitas manusia disebut sebagai penyebab utama penurunan populasi satwa liar, termasuk pengalihan lahan untuk pertanian dan perubahan iklim akibat emisi gas rumah kaca.
"Perubahan tersebut dapat bersifat permanen, dengan konsekuensi yang katastropik bagi umat manusia," katanya.
Penurunan terbesar terjadi pada populasi spesies air tawar, diikuti oleh vertebrata darat dan laut.
Berdasarkan benua, penurunan rata-rata mencapai 95 persen di Amerika Latin dan Karibia dan 76 persen di Afrika. Kawasan Asia dan Pasifik berada di peringkat ketiga dengan 60 persen.