Ia menegaskan pentingnya kemandirian pangan di setiap daerah sebagai respons atas kondisi geografis Indonesia yang luas dan tantangan logistik yang mahal.
Menurutnya, ketergantungan antarpulau justru membuat harga pangan melonjak di daerah tertentu, sehingga negara harus mendorong setiap wilayah mengoptimalkan potensi pangannya sendiri.
“Menteri Pertanian sudah melakukan langkah-langkah kita akan buka sumber-sumber pangan di semua Kabupaten. Masalahnya adalah karena negara kita begitu besar tidak bisa satu pulau tergantung pulau lain. Satu ongkos logistik itu terlalu besar sehingga beras yang mungkin produksinya di satu daerah mungkin hanya 8 ribu rupiah atau 9 ribu rupiah, di suatu provinsi bisa 25 ribu rupiah karena faktor komunikasi, karena faktor logistik. Jadi kita dipaksa oleh alam kita untuk masing-masing mengejar swasembada pangan,” ujarnya.
Lebih jauh, Prabowo mengajak daerah untuk kembali mengembangkan pertanian sesuai dengan karakter wilayah masing-masing, sekaligus meneladani kearifan lokal yang telah diwariskan sejak lama.
“Di mana saudara bisa punya sawah-sawah untuk beras mari kita lakukan, atau kebun-kebun jagung atau sagu atau singkong. Ingat ini adalah kunci survival kita sebagai bangsa, ini pelajaran ribuan tahun,” ujarnya.