Proyek yang digarap dengan skema kerja sama operasi (KSO) bersama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Brantas Abipraya (Persero) (KSO HK-Wika-BAP), ditargetkan segera digunakan pada kuartal IV/2024.
Meskipun begitu, Adjib mengaku ada beberapa tantangan yang dihadapi KSO HK-Wika-BAP, diantaranya adalah kondisi tanah dasar yang lunak hingga terjadinya penurunan tanah dasar pada jalan utama yang melebihi rencana awal.
Menghadapi tantangan itu, KSO telah melakukan penanganan khusus, mulai pemetaan dan analisis geoteknik untuk memahami kondisi tanah dasar secara menyeluruh, menggunakan preloading, struktur slab on pile, dan geofoam pada area-area penurunan atau pergeseran tanah yang cukup besar.
Adjib menyampaikan, dalam menjaga mutu dan kualitas pekerjaan, proyek ini menggunakan beberapa teknologi pendukung seperti Electrical Density Gauge untuk mengontrol kualitas pekerjaan timbunan secara cepat dan akurat.
Load Scanner untuk meminimalisir kesalahan dalam perhitungan volume material yang masuk, survei digital dengan LiDAR untuk mempercepat proses perhitungan progres pekerjaan, Building Information Modelling (BIM) sampai dengan 5D, serta pemasangan CCTV yang tersebar di sepanjang proyek untuk pengawasan secara real time.