IDXChannel - Wakil Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan Lodewijk Freidrich Paulus mengatakan ramainya fenomena Rojali (rombongan jarang beli) dan Rohana (rombongan hanya nanya) merupakan dampak lanjutan dari Pandemi Covid-19 yang terjadi awal tahun 2020 atau 5 tahun lalu.
Menurutnya, pandemi merupakan bagian dari five perfect storm yang menimpa dunia. Selain pandemi Covid-19, terdapat tekanan dari konflik, harga komoditas, naiknya biaya hidup, dan perubahan iklim.
"Gara-gara Covid-19 itu, sampai sekarang belum pulih. Malah sekarang ramai istilah rohana, rojali, yang itu dampaknya sebenarnya belum beres - beres," ujarnya dalam acara pelepasan Retret Kadin di Lanud Halim, Jumat (8/8/2025).
Menurut Lodewijk, pandemi itu membuat pusat perbelanjaan kehilangan pengunjung. Di tengah scarring effect pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya pulih masih terjadi konflik antarnegara.
Bahkan konflik tersebut tidak hanya terjadi di Timur Tengah dan Rusia-Ukraina, melainkan merembet ke Asia. Thailand dan Kamboja merupakan dua negara yang belakang berkonflik mengenai perbatasan.
Akhirnya, konflik tersebut juga berdampak pada tekanan di harga komoditas. Kondisi inilah yang mempengaruhi situasi ekonomi nasional dan berpengaruh terhadap daya beli. "Sekarang yang punya batubara pada tiarap juga sebetulnya. Jadi, fluktuasinya luar biasa," kata dia.
Lodewijk Freidrich Paulus berharap fenomena rombongan jarang beli (rojali) dan rombongan hanya nanya-nanya (rohana) di masyarakat segera usai. Fenomena itu diharapkan menjadi robeli atau rombongan jadi beli.
"Tampaknya akan datang dari Italia, Mas Italia, robeli. Mudah-mudahan cepat datang ya mas robeli," ujarnya.
(kunthi fahmar sandy)