sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Trump Ancam Lancarkan Perang Ekonomi Jika Rusia-Ukraina Tak Damai

News editor Wahyu Dwi Anggoro
27/08/2025 16:50 WIB
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperingatkan akan terjadinya perang ekonomi jika Rusia dan Ukraina tidak mengakhiri konflik.
Trump Ancam Lancarkan Perang Ekonomi Jika Rusia-Ukraina Tak Damai. (Foto: Daily Mail)
Trump Ancam Lancarkan Perang Ekonomi Jika Rusia-Ukraina Tak Damai. (Foto: Daily Mail)

IDXChannel - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperingatkan akan terjadinya perang ekonomi jika Rusia dan Ukraina tidak mengakhiri konflik.

"Ini bukan perang dunia, tetapi perang ekonomi, dan perang ekonomi akan berdampak buruk. Ini akan berdampak buruk bagi Rusia, dan saya tidak menginginkan itu," kata Trump dalam pertemuan dengan anggota kabinetnya di Gedung Putih, dilansir dari Bloomberg pada Rabu (27/8/2025).

Komentar Trump tersebut menanggapi pertanyaan tentang apakah ada batas waktu bagi Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menyetujui perundingan bilateral dengan pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky sebelum AS menjatuhkan sanksi.

"Akan ada konsekuensi yang serius," kata Trump.

Trump berjanji untuk mengakhiri perang Rusia di Ukraina pada hari pertamanya menjabat, tetapi ia mendapati konflik tersebut sangat sulit diselesaikan, bahkan setelah pertemuan puncak bersejarah antara Trump dan Putin di Anchorage pada 15 Agustus.

Diplomasi bolak-balik Trump dengan Putin dan Zelensky membuka kemungkinan perundingan tatap muka pertama antara kedua pemimpin yang bertikai tersebut sejak Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke negara tetangganya lebih dari tiga tahun lalu.

Namun, lebih dari seminggu setelah pertemuan Trump-Putin di Alaska tersebut, belum ada tanda-tanda rencana pertemuan yang antara Putin dan Zelensky. 

Trump telah berulang kali mengancam sanksi dan konsekuensi lainnya bagi Moskow serta bagi negara-negara yang dianggap membantu membiayai upaya perang Putin. AS memberlakukan tarif 50 persen untuk impor dari India karena negara Asia Selatan itu merupakan pembeli utama minyak Rusia. (Wahyu Dwi Anggoro)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement