Melalui kegiatan yang melibatkan banyak lembaga dari tingkat nasional, regional, Provinsi, Kabupaten/Kota, hingga masyarakat ini diharapkan dapat terjadi komunikasi yang efektif dalam penyampaian informasi gempabumi dan peringatan dini tsunami. Setidaknya sekitar 52 lembaga terlibat dalam latihan ini.
Dalam latihan ini, seluruh peserta akan belajar tentang langkah-langkah yang harus diambil sebelum, saat, dan setelah terjadinya gempabumi dan tsunami. Diharapkan komunikasi yang lancar dari hulu hingga hilir membuat masyarakat mendapatkan informasi dari BMKG dan bisa selamat terhadap ancama gempa bumi yang berpotensi tsunami.
”Sehingga pengetahuan, pengalaman, dan evaluasi yang diperoleh dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat khususnya kota Palu dalam membangun kesadaran dan kesiapsiagaan demi mencapai zero victim,” ujarnya.
Sebagai Latihan Uji Komunikasi, tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan pengembangan kapasitas dalam pelaksanaan sosialisasi peringatan gempa bumi dan tsunami, yaitu: pertama, memperbaharui konten pesan peringatan dini yang dikeluarkan oleh BMKG; kedua, menyempurnakan alur komunikasi peringatan dini dari tingkat nasional sampai masyarakat terdampak.
Ketiga, memperkaya materi pendidikan kepada lembaga PRB dan masyarakat,; keempat, menguji coba diseminasi peringatan dini di seluruh stakeholder PRB serta masyarakat di Kota Palu (termasuk rekan-rekan ragam disabilitas); dan kelima, menyelesaikan uji coba fitur pedoman narasi pop-up pada tampilan WRS.
(Kunthi Fahmar Sandy)