Sebagai informasi, AirDrop yang menggunakan Bluetooth Low Energy dan teknologi wifi peer-to-peer untuk memungkinan transfer file instan, merupakan salah satu pilihan dari media komunikasi tanpa sensor di China. Hal itualh yang menyebabkan banyak orang menggunakan fitur tersebut untuk berbagi konten sensitif politik dengan orang lain dalam beberapa minggu terakhir.
Disamping munculnya saingan lokal seperti Huawei dan Oppo, Apple sendiri sudah berhasil mempertahankan dominasinya di China, khususnya di antara demografi ynag lebih kaya. Pada kuartal kedua, iPhone sukses menyumbang 13 persen dari pengiriman handset di China.
Mengenai AirDrop yang dibatasi di China, bukan hal yang aneh bagi Apple untuk memperkenalkan batasan khusus di sebuah wilayah untuk mematuhi peraturan lokal. Karena, di negara-negara Arab, pengguna tidak bisa melebihi tingkat volume karena standar perlindungan pendengaran.
Sementara itu, di China, Apple juga memiliki sejarah dalam menerapkan yang lebih ketat pada layanan terkait konten, seperti game dan podcast. Area tersebut diawasi ketat oleh otoritas lokal.
(NDA)