"Saya ambil contoh sederhana. Mobil-mobil lama, konvensional, itu masih pakai analog teknologinya. Misal speedometer masih pakai jarum, ada kabelnya, ada gigi-giginya. Sekarang dengan teknologi baru, sudah digital kayak handphone," kata dia.
Menurutnya, perang harga yang ada saat ini masih dalam batas normal sehingga tidak akan memberi dampak negatif. Selain itu, masyarakat juga semakin terbantu dengan mobil-mobil baru yang memiliki harga lebih rendah dari model sekelasnya.
"Sejauh itu normal, why not, gitu kan. Ini menguntungkan masyarakat, dan kemudian kalau itu teknologinya juga dibawa ke sini, kita juga dapat. Tapi perlu dicatat ya, bahwa perkembangan persaingan seperti itu enggak akan jalan tanpa adanya R&D," ujarnya.
Seperti diketahui, BYD meluncurkan Atto 1 dengan harga mulai Rp195 juta. Ini membuat produsen lainnya harus mengatur strategi. Bahkan, Wuling dikabarkan memberikan program potongan harga hingga puluhan juta rupiah untuk Air EV dan BinguoEV.
(Dhera Arizona)