M Fadli Ramadan
IDXChannel – Perkembangan teknologi desain bodi bus di Indonesia makin berkembang sehingga menghasilkan bus modis dan modern yang diminati oleh operator bus negara tetangga.
Tapi, ini merupakan perjalanan panjang bagi sebuah karoseri sehingga model bus yang mereka ciptakan bisa dilirik negara tetangga. Mengingat zaman dulu karoseri di Indonesia juga hanya bisa membuat bus yang bentuknya kotak-kotak dan tampilannya sangat mirip.
Teknologi menjadi penyebab utama yang menghambat karoseri-karoseri di Indonesia kesulitan untuk berkreasi. Namun, seiring berjalanannya waktu, karoseri tersebut mulai tumbuh dan melengkapi alat-alatnya.
Supervisor Finishing Adiputro Yohan Setiawan mengatakan perubahan desain bus menjadi lebih modern terjadi pada awal 2000-an. Ia menjelaskan bahwa para desainer bus di Indonesia mulai berani menuangkan idenya setelah teknologi pembuatan bodi bus mulai berkembang.
“Desain bus mulai berubah itu sekitar 2007, mukanya sudah mulai modern tidak kotak lagi seperti zaman dulu. Memang masih pakai single glass, tapi tampilannya itu sudah lebih modern,” kata Yohan saat dihubungi MNC Portal.
Untuk desain bus sendiri, Yohan menegaskan bahwa desainer dan petinggi di Adiputro melihat apa yang sedang tren di dunia. Bus-bus terbaru yang dihadirkan oleh produsen di berbagai negara ditiru dan diterjemahkan sesuai dengan kebutuhan di Indonesia.
“Biasanya kita itu melihat yang sedang tren secara global. Desainer kita mencoba menerjemahkannya sesuai dengan kebutuhan di Indonesia. Sebenarnya, bisa dikatakan bus kita ini original,” ujar Yohan.
Untuk di Adiputro, Yohan menegaskan konsumen tidak bisa mengubah desain yang sudah ditetapkan oleh perusahaan karoseri. Sedikit modifikasi diperbolehkan agar sesuai dengan medan jalan yang dilaluinya.
Itu seperti PO SAN ketika memesan bodi bus dari Adiputro, di mana bemper depan sedikit naik agar tidak menyulitkan sopir saat masuk ke kapal feri. Beberapa hal juga dihilangkan seperti selendang dan lubang udara pada kap mesin.
“Konsumen tidak bisa meminta dibuatkan desainnya sendiri, jadi kami menggunakan yang sudah ada. Ini masalah regulasi dan ada banyak perhitungan yang dilakukan kalau mengubah desain secara keseluruhan,” ucap Yohan.
