"Makanya nama-nama (mobil listrik) itu asing, karena konsumennya berbeda. Makanya ada nama mobil listrik Ioniq, apasih artinya? Atau bZ4X itu apa sih? Saya saja tidak bertanya kenapa namanya bZ4X," katanya.
Frans juga mengatakan engineer mobil listrik didominasi oleh anak-anak muda karena sudah tidak berurusan dengan permesinan lagi. Untuk itu, mobil listrik yang saat ini beredar memiliki desain dan tampilan yang menarik serta unik agar menjadi pusat perhatian calon konsumen.
"Dari mesin yang sekian ratus ribu komponen sekarang menjadi puluhan ribu komponen, sehingga beralih ke tampilan. Sekarang seperti iPad pindah ke mobil, bahkan di GIIAS nanti bisa kita lihat itu di dasbor layar full dari kiri ke kanan. Memang teknologinya sekarang sudah mengarah seperti itu," tuturnya.
Namun untuk mobil hybrid, dikatakan Frans masih bisa mengusung nama yang sama. Pasalnya, mobil tersebut masih mengandalkan mesin pembakaran sebagai sumber daya utama, dengan menggabungkan motor listrik dan baterai agar lebih efisien BBM dan rendah emisi.
"Itu sebabnya namanya tidak pernah ada Yaris EV. Kalau Avanza Hybrid, Xpander Hybrid, itu sangat mungkin, karena masih ada combustion yang di attach baterai yang dibesarkan. Kalau ini kan sepenuhnya enggak ada mesinnya, full listrik. Platformnya juga sepenuhnya berbeda, jadi semuanya sudah beda jalur," ujarnya.
(FRI)