IDXChannel - Kejahatan siber atau Cybercrime di game online semakin sering terjadi.
Akamai Technologies melaporkan pada bulan Agustus lalu, tindakan kejahatan siber yang terjadi di berbagai game online mengalami peningkatan sebanyak 167 persen yang tercatat dari bulan Mei 2021 hingga April 2022 lalu. Hal ini juga disampaikan oleh Perusahaan keamanan siber asal Rusia, Kaspersky Lab, yang menyebutkan pada semester awal 2022 terjadi peningkatan terhadap kejahatan Siber mencapai 13 persen.
Dilansir dari laman Sindonews pada Selasa, (25/10/2022), adanya peningkatan Cybercrime ini mengakibatkan munculnya kekhawatiran bagi para pengguna game online karena adanya kemungkinan hilangnya data permainan, kerugian uang, hingga dicurinya data personal yang sensitif.
“Tingginya kejahatan siber di game online terjadi karena memang besarnya pengguna game online. Hal ini semakin diperparah karena rendahnya pengamanan yang diberikan game online terhadap pengguna,” kata Tony Lauro, Direktur Strategi dan Keamanan Teknologi di Akamai Technologies.
Metode kejahatan yang paling sering digunakan oleh para pelaku cybercrime adalah DdoS Attach yang memberikan banyak permintaan kepada server dan membuat layanan menjadi lambat bahkan offline.
Peneliti dari sebuah perusahaan keamanan siber, Trend Micro, Mayra Rosario Fuentes, mengatakan bahwa perusahaan game besar menjadi target utama para pelaku kejahatan siber karena terdapat banyak pemain sehingga mereka dapat menghasilkan miliaran dolar.