Arie mengungkapkan Subaru masih mempelajari pasar mobil listrik di Indonesia, mengingat segmen ini baru berkembang di Tanah Air. Menurutnya, menghadirkan produk yang tepat agar bisa diterima konsumen luas menjadi fokus utama mereka.
“Buat kami, framing adalah hal yang paling penting sebelum memasukkan tipe tertentu ke Indonesia. Kami tidak mau memasukkan mobil tapi tidak sesuai, terus di setop. Jadi saat kita masukkan satu tipe mobil, itu akan terus berada di market Indonesia,” ujarnya.
Sebagai informasi, Subaru sedang berusaha untuk kembali ke masa kejayaannya di Indonesia. Saat ini, produsen asal Jepang itu memiliki lima model yang ditawarkan, yakni Forester, Crosstrek, BRZ, WRX, dan Outback.
Kendati begitu, Subaru belum berpikir untuk membangun pabrik di Indonesia untuk memenuhi permintaan pasar lokal. Arie mengungkapkan bahwa pihaknya akan melihat kembali pasar di Tanah Air sebelum membangun pabrik.
“Belum ada rencana, karena memang untuk membuat pabrik itu kami harus melihat sesuai dengan pertambahan volume dan market share, baru nanti kita ke arah situ. Kami melihat tiga sampai lima tahun ke depan,” ujar Arie.
(DES)