sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Penonton Piala Dunia 2022 Qatar Wajib Instal Aplikasi yang Diduga Spyware 

Technology editor Indah Mulyani
22/10/2022 16:26 WIB
Sejumlah pihak merasa keberatan dengan aturan Qatar yang mewajibkan penonton Piala Dunia 2022 untuk instal aplikasi yang diduga sejenis spyware.
Penonton Piala Dunia 2022 Qatar Wajib Instal Aplikasi yang Diduga Spyware  (Dok.Reuters)
Penonton Piala Dunia 2022 Qatar Wajib Instal Aplikasi yang Diduga Spyware  (Dok.Reuters)

IDXChannel - Qatar merupakan negara tuan rumah kompetisi Piala Dunia 2022 yang akan diselenggarakan pada 20 November hingga 18 November 2022 mendatang. 

Yang menuai polemik, Pemerintah Qatar mewajibkan bagi seluruh turis agar memasang aplikasi “Ehteraz” dan “Hayya” di ponsel mereka.

Dilansir dari laman Techspot, Kamis (20/10/2022), dalam waktu dekat para turis akan berdatangan untuk mendukung negaranya berkompetisi di Piala Dunia. 

Kepala Keamanan di NRK, Øyvind Vasaasen dan beberapa peneliti lain menilai bahwa Aplikasi “Ehtraz dan “Hayya” dapat disamakan dengan spyware.

"Bukan tugas saya untuk memberikan saran perjalanan, tetapi secara pribadi, saya tidak akan pernah membawa ponsel saya saat berkunjung ke Qatar," ungkap Vasaasen.

Ehteraz dan Hayya merupakan aplikasi yang diciptakan untuk memantau Covid-19 yang tersedia di iOS dan Android. Aplikasi tersebut bermasalah karena memiliki akses lebih dari sekadar pemantauan Covid-19.

Ehteraz dapat memiliki akses membaca, menghapus dan mengubah semua data di ponsel pengguna. Selain itu, Aplikasi ini mampu melakukan panggilan keluar dan menonaktifkan layar kunci perangkat.

Sementara itu Hayya awalnya dinilai sebagai aplikasi yang ramah terhadap pengguna dengan fitur memantau pertandingan dan dapat mengakses sistem metro gratis milik Qatar. 

Tapi di sisi lain, aplikasi tersebut dapat memiliki akses untuk berbagi informasi dari ponsel dengan bebas, melacak lokasi pengguna, mencegah ponsel memasuki mode tidur dan dapat melihat jaringan internet pengguna.

Vasaasen mengatakan dengan dua aplikasi tersebut, pemerintah Qatar mendapatkan akses dan kendali penuh atas ponsel pengguna.

"Ketika Anda mengunduh dua aplikasi ini, Anda menerima persyaratan yang tercantum dalam kontrak, dan persyaratan itu sangat murah hati. Anda pada dasarnya menyerahkan semua informasi di ponsel Anda," kata Vasaasen.

"Anda memberi orang-orang yang mengontrol aplikasi kemampuan untuk membaca dan mengubah sesuatu, dan mengubahnya. Mereka juga mendapatkan kesempatan untuk mengambil informasi dari aplikasi lain jika mereka memiliki kapasitas untuk melakukannya, dan kami yakin mereka melakukannya,” tambahnya.

Dua aplikasi tersebut dimiliki oleh Institut Kesehatan Masyarakat yang berada di bawah Kementerian Dalam Negeri Qatar dan bertujuan untuk mengendalikan penyebaran Covid-19. Namun permintaan izin akses oleh aplikasi tersebut melebihi hal-hal yang diperlukan. Vasaseen menyatakan jika kita memberikan izin akses tersebut sama saja memberikan kunci rumah kita kepada mereka dan hal ini sangat berpotensi untuk disalahgunakan.

"Mereka mendapatkan kunci, dan mereka bisa masuk. Anda tidak tahu apa yang mereka lakukan di sana. Mereka mengatakan mereka mungkin tidak memanfaatkan kesempatan, tetapi Anda memberi mereka kesempatan. Dan Anda tidak akan pernah melakukan itu,” kata Vasaseen.

Bruce Schneier mengatakan bahwa aplikasi tersebut meresahkan dan ia cukup heran bagaimana Pemerintah Qatar dapat mengizinkan aturan mengenai aplikasi yang serupa dengan spyware. 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement