sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Starlink Masuk Indonesia, Perusahaan Telekomunikasi Lokal Terganggu?

Technology editor Maulina Ulfa
20/06/2024 14:44 WIB
Masuknya layanan internet satelit Starlink milik taipan Amerika Serikat (AS) Elon Musk ke Indonesia mendapat sambutan hangat dari pemerintah.
Starlink Masuk Indonesia, Perusahaan Telekomunikasi Lokal Terganggu? (Foto:
Starlink Masuk Indonesia, Perusahaan Telekomunikasi Lokal Terganggu? (Foto:

Namun ada fenomena di negara-negara di mana Starlink telah beroperasi dalam beberapa waktu berulang kali menurunkan harga.

Starlink juga berencana meluncurkan layanan yang menyediakan konektivitas internet smartphone langsung tanpa antena.

Jika ini terealisasi, maka Starlink tidak hanya akan menjadi penyedia internet jalur tetap tetapi juga operator seluler.

Keunggulan Starlink lainnya adalah tidak perlu membangun tower BTS di setiap negara, sehingga lebih mudah untuk berekspansi lintas negara dan memberikan keuntungan yang jelas.

Sayangnya, menurut Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, SpaceX di Indonesia hanya memiliki tiga karyawan, dan perusahaan hanya menginvestasikan Rp30 miliar. Ini berarti, investasi Starlink belum memberikan nilai tambah signifikan bagi perekonomian dalam negeri.

Sebagai rumah bagi lebih dari 270 juta penduduk dan tersebar di 17 ribu pulau, Indonesia menghadirkan tantangan besar dalam membangun jaringan komunikasi berbasis darat.

Untuk itu, sektor relekomunikasi perlu melakukan investasi besar untuk menghadapi persaingan yang ketat di sektor ini.

Komunikasi satelit menawarkan cara untuk menghubungkan daerah-daerah terpencil dengan infrastruktur yang lebih sedikit.

Beberapa pelaku industri telekomunikasi di Indonesia menilai Starlink dapat berperan melengkapi pengembangan jaringan nasional.

Algo Research dalam risetnya juga mendukung pandangan tersebut. Algo mengatakan kehadiran Starlink di Tanah Air dapat menimbulkan perubahan revolusioner yang serius di sektor telekomunikasi.

“Ini dapat mempengaruhi perusahaan seperti TLKM, LINK, KBLV, ISAT, EXCL yang menawarkan layanan broadband kabel atau alternatif seperti internet rumah berbasis jaringan seluler seperti Tekomsel Orbit,” tulis Algo Research (20/5/2024).

Riset Algo menambahkan, meski memerlukan waktu, Starlink juga sedang menguji metode Direct-to-Cell baru, yang mungkin lebih revolusioner dan lebih cocok untuk Indonesia.

“Dengan potensi sebesar itu, kehadiran Starlink tidak bisa diabaikan begitu saja, cocok untuk negara kepulauan seperti Indonesia,” kata Algo.

Dengan demikian, Starlink dianggap mudah menembus wilayah pedesaan dibanding infrastruktur telekomunikasi tradisional yang memerlukan investasi besar untuk membangunnya. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement