Melihat hal tersebut, Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) Fransiscus Soerjopranoto mengatakan, produknya tidak bisa disamakan dengan BYD. Terutama dalam harga yang dijual dengan harga lebih rendah, meski memiliki spesifikasi serupa.
"Kalau kita lihat struktur pasar struktur market sendiri antara A, B, C, D, E, F, pasti yang besar yang A yang di bawah atau LCGC paling besar. Jadi kalau kamu membandingkannya antara Ioniq 6 yang letaknya ada di atas yang harganya Rp1,2 miliar, kamu kompare terhadap mobil yang kelasnya harganya Rp300 juta enggak bisa,” kata Frans di Jakarta, dikutip pada Sabtu (26/10/2024).
Selain itu, jelas Frans, menurut struktur pasar, segmen bawah secara umum volumenya lebih besar ketimbang segmen di atasnya. Menurutnya, Seal tak sepadan jika dibandingkan dengan Ioniq 6, meski berjenis sedan.
"Kalau Seal harganya sekitar Rp700 juta kita punya (Ioniq 6) Rp1,2 miliar. Mungkin yang perlu dilihat adalah mobil listriknya. Karena Ioniq 5 misalnya sudah berjualan 400-500 unit," ujarnya.
"Cuman kan karena kemarin itu isinya adalah pasar premium, terus kemarin masuk itu sekitar 73 persen kira-kira medium ke bawah, sehingga kita lihat itu kita memperkenalkan Kona," kata dia.
(Dhera Arizona)