IDXChannel- Deputi Bidang SDM, Teknologi & Infomasi Kementerian BUMN, Tedi Bharata pengembangan metaverse yang dilakukan secara masif oleh banyak pihak ini bukan tanpa alasan. Ini karena metaverse memiliki banyak sekali peluang positif.
Meski begitu, Tedi menyampaikan tidak bisa dipungkiri bahwa ada banyak tantangan yang menunggu di depan ketika berbicara soal metaverse. Tantangan pertama adalah infrastruktur, yang mana IT dan bandwidth harus bagus serta kapasitas harus besar.
Selain itu, ia juga menyebut sistem keamanan harus bagus dan kriptografinya harus jalan. Tantangan selanjutnya adalah dari segi sosial, di mana masyarakat harus beretika ketika nanti bervirtual. Dan terakhir adalah tantangan dari aspek hukum.
Hal-hal seperti ini dikatakan Tedi menjadi tantangan besar yang perlu didiskusikan karena ada banyak hal yang perlu ditingkatkan. Ia pun mengajak agar semua bisa membuka ruang dialog, diskusi, dan saling belajar tentang metaverse.
"Banyak sekali yang bisa digali dan menurut saya ini adalah kesempatan. Kita lihat dari trennya ini akan terus naik dan metaverse ini masih baby step yang artinya semua masih memiliki peluang yang sama," pungkasnya.
Tedi juga mengatakan bahwa metaverse ini ke depannya akan menjadi ruang digital baru. Di mana sebelumnya interaksi digital hanya terbatas pada teks, video, emoticon, meme, dan sebagainya, tapi dengan metaverse elemen ruang digital akan jauh lebih kaya.
"Kita yakin kalau metaverse ini berjalan ada berapa banyak nyawa yang bisa diselamatkan. Ada berapa banyak anak anak muda yang di ujung indonesia bisa terbantu dengan adanya metaverse," ungkapnya dalam acara Indonesia Metaverse Show 2023, Rabu (18/1/2023).
Tedi menyebut ada banyak sekali keuntungan yang nantinya bisa diraih di metaverse ini dengan potensinya yang luar biasa. Namun begitu menurutnya itu tentu bukan hal yang mudah implementasinya karena saat ini metaverse masih tahap awal sekali.
"Kita masih mencari use case yang memang proven. Banyak sekali hal-hal di industri kreatif, di kesehatan, di industri, dengan digital twin yang semuanya kita mencari cari pola, use case, agar implementasi ini bisa berimbas positif," lanjutnya.
Beberapa penelitian menyebut untuk implementasi metaverse secara massal baru akan terjadi beberapa tahun ke depan. Meski demikian, Tedi menegaskan agar jangan sampai ketika metaverse sudah umum beberapa tahun kedepan Indonesia hanya menjadi pasar.