sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Tesla Ragu Masuk Pasar India usai Tarif Impor Mobil Sangat Tinggi

Technology editor Ibnu Hariyanto
23/04/2025 15:50 WIB
Tesla masih ragu masuk ke pasar otomotif India. Tesla khawatir tarif impor mobil 100 persen yang diterapkan India bisa membebani konsumen Tesla.
Tesla masih ragu masuk ke pasar otomotif India. Tesla khawatir tarif impor mobil 100 persen yang diterapkan India bisa membebani konsumen Tesla. (foto: Carnews)
Tesla masih ragu masuk ke pasar otomotif India. Tesla khawatir tarif impor mobil 100 persen yang diterapkan India bisa membebani konsumen Tesla. (foto: Carnews)

IDXChannel – Tesla masih ragu masuk ke pasar otomotif India. Tesla khawatir tarif impor mobil 100 persen yang diterapkan India bisa membebani konsumen Tesla.

Dilansir Channel News Asia, Rabu (23/4/2025), India adalah pasar mobil terbesar ketiga di dunia. Bahkan Tesla sudah lama menunjukkan minat untuk memasarkan produknya di sana.

Namun, tarif impor mobil yang ditetapkan Indonesia sebagai salah satu yang tertinggi di dunia. Hal itu akan membuat harga mobil Tesla menjadi dua kali lipat lebih mahal dibandingkan negara asalnya.

Namun, Tesla mulai memikirkan akan masuk ke pasar India. Bahkan Tesla telah membuka beberapa ruang pamer dan mengunggah lebih dari 20 lowongan pekerjaan di India. 

Lalu pada Maret, satu unit Model Y tercatat telah diimpor dari Jerman ke India dengan nilai pengiriman sekitar USD46.000 per unit. Meski demikian, Kepala Keuangan Tesla, Vaibhav Taneja tetap khawatir dengan tarif tinggi yang diterapkan di India.

"Kondisi ini membuat banyak konsumen khawatir karena mereka merasa membayar terlalu mahal untuk satu mobil. Itu sebabnya kami sangat berhati-hati dalam menentukan waktu yang tepat untuk masuk," ujar Taneja.

Padahal, dia menilai India adalah pasar yang sangat potensial dan terus tumbuh pesat. Saat ini, Tesla terus melobi agar pemerintah India menurunkan tarif impor. 

Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi tengah berdiskusi dengan pemerintah AS untuk mengkaji pemotongan tarif sebagai bagian dari perjanjian perdagangan bilateral. Namun, rencana ini mendapat penolakan dari produsen mobil lokal seperti Tata Motors dan Mahindra yang khawatir akan persaingan dari mobil impor.

(Ibnu Hariyanto)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement