Elizabeth Warren Menggaungkan Penyelidikan Atas Keruntuhan Bank-Bank di AS
Anggota Partai Demokrat progresif dari Massachusetts tersebut telah memposisikan dirinya sebagai advokat perlindungan konsumen
IDXChannel - Runtuhnya Silicon Valley Bank tidak hanya berdampak pada kejatuhan sistem perbankan.
Melainkan menjadi titik mula kejatuhan politik di Amerika Serikat yang berlanjut pada hari Minggu ketika Senator sayap kiri Elizabeth Warren berulang kali menyerukan penyelidikan independen atas kegagalan bank-bank AS dan mengkritik keras para pejabat keuangan Federal Reserve.
Anggota Partai Demokrat progresif dari Massachusetts tersebut telah memposisikan dirinya sebagai advokat perlindungan konsumen. Ia mengkritik keras sistem perbankan AS di acara Face the Nation di CBS dan mengatakan bahwa ia tidak percaya pada presiden Federal Reserve San Francisco yakni Mary Daly atau ketua The Fed yakni Jerome Powell.
"Ingatlah bahwa Federal Reserve Bank dan Jerome Powell pada akhirnya bertanggung jawab atas pengawasan dan supervisi bank-bank ini. Dan mereka telah menjelaskan bahwa mereka berpikir bahwa tugas mereka adalah meringankan peraturan pada bank-bank ini. Kita sekarang telah melihat konsekuensinya," ungkap Warren melalui laman The Guardian, Minggu (19/03/2023).
Setelah runtuhnya Silicon Valley dan bank Signature, calon presiden yang pernah menjadi kandidat presiden tersebut beberapa hari terakhir ini telah meluncurkan serangan besar terhadap politisi di sisi kiri dan kanan yang mendukung deregulasi bank-bank kecil di Amerika Serikat di era Trump.
Warren mengirim surat kepada inspektur jenderal departemen keuangan AS, Federal Deposit Insurance Corp (FDIC) dan Federal Reserve, lalu mendesak para regulator untuk memeriksa manajemen dan pengawasan bank-bank yang runtuh awal bulan ini.
Warren meluncurkan kebijakan yang akan mencabut undang-undang dan meningkatkan "stress test" pada bank-bank yang "terlalu besar untuk gagal" dari USD50 miliar atau sebesar Rp 767 miliar lebih menjadi USD250 milyar atau sebesar Rp3 triluun lebih dan berpendapat untuk menaikkan jaminan federal pada simpanan konsumen di atas USD250.000 atau sebesar Rp3,8 juta lebih saat ini.
"Apakah USD2 juta? Apakah USD5 juta? Apakah USD10 juta? Usaha kecil harus dapat mengandalkan mendapatkan uang mereka untuk melakukan penggajian, untuk membayar tagihan listrik dan mereka bukanlah orang-orang yang dapat menyelidiki keamanan dan kesehatan bank mereka masing-masing. Itulah tugas yang seharusnya dilakukan oleh regulator," ungkap Warren.
Warren juga menyerukan penghentian kenaikan suku bunga saat para gubernur bank sentral bertemu minggu depan dan mengklaim bahwa Powell didorong oleh Kongres untuk mendukung deregulasi pada tahun 2018 pada acara Meet the Press di NBC.
"Dengar, pandangan saya mengenai Jay Powell sudah sangat terkenal pada saat ini. Dia memiliki dua pekerjaan. Salah satunya adalah menangani kebijakan moneter. Yang kedua adalah menangani regulasi. Dia telah gagal dalam keduanya," ungkapnya.
Jaksa penuntut AS tengah melalukan penyelidikan terkait keruntuhan SVB dan menemukan sebuah sumber yang mengatakan kepada Reuters minggu lalu bahwa bank senilai USD212 milyar ini runtuh ketika para deposan bergegas menarik uang mereka.
Keadaan semakin memanas ketika banyak pihak yang saling menyalahkan, seperti beberapa pihak mengatakan bahwa kurangnya manajemen risiko yang memadai dari bank tersebut, ditambah dengan deregulasi dan kenaikan suku bunga yang tajam.
Bank-bank AS telah kehilangan nilai sekitar setengah triliun dolar dan pada hari Jumat, Presiden Joe Biden telah berjanji bahwa simpanan para nasabah bank aman dan krisis telah mereda.
Meskipun begitu, Warren tetap menyerukan agar para eksekutif bank-bank yang gagal dimintai pertanggungjawaban dalam surat yang diterbitkan pada hari Minggu yang dikutip dari laman The Guardian, Minggu (19/03/2023).
"Para eksekutif bank, yang mengambil risiko yang tidak perlu atau gagal melakukan lindung nilai terhadap ancaman yang dapat diprediksi, harus bertanggung jawab atas kegagalan ini. Namun, salah urus ini dibiarkan terjadi karena serangkaian kegagalan dari para pembuat undang-undang dan regulator," ungkap Warren.
(Penulis Fidya Damayanti magang)
(SAN)