IDXChannel - Bank sentral menawarkan jalur kredit dan banyak saham bank yang jatuh memicu kekhawatiran bagi semua orang karena akan menjadi awal dari krisis keuangan lain.
Meskipun para politisi, termasuk perdana menteri Inggris, dan bank-bank sentral, mengatakan bahwa situasinya sekarang stabil.
Perbankan Swiss memiliki reputasi terbaik dalam hal stabilitas keuangan sehingga penurunan Credit Suisse ke dalam ketidakpastian dan pengambilalihan oleh UBS telah membuat orang Swiss agak bingung.
Silicon Valley Bank dan Signature Bank milik Amerika Serikat telah bangkrut bulan ini, keduanya melayani sebagian besar sektor teknologi dan menjadi kegagalan bank terbesar di AS sejak tahun 2008, tetapi tidak ada yang mendekati ukuran Credit Suisse.
Bank-bank yang memegang obligasi pemerintah, yang nilainya turun ketika suku bunga naik, tiba-tiba mendapati bahwa nilai aset mereka menjadi lebih rendah sehingga hal tersebut mempengaruhi seluruh sektor perbankan, termasuk bank-bank yang lebih kecil.
Bank-bank terbesar di Wall Street menalangi bank lain yang berfokus pada teknologi, seperti First Republic yang berbasis di San Francisco. Sementara Federal Reserve, bank sentral AS, mengatakan bahwa telah terjadi lonjakan pinjaman darurat kepada bank-bank AS secara umum.
Mengutip dari laman BBC News, Selasa (21/03/2023), jika Anda memiliki £85.000 atau sekitar Rp1,5 juta di satu bank dan uang dengan jumlah yang sama lainnya berada di bank berlisensi terpisah, maka semuanya aman jika keduanya bangkrut, di bawah Skema Kompensasi Jasa Keuangan.
Ada juga batas sementara yang lebih tinggi, yaitu £1 juta atau sebesar Rp18 miliar lebih selama enam bulan atau jika Anda mendapatkan dana yang masuk secara tiba-tiba, seperti warisan.
Dalam dunia perbankan sangat rumit untuk mengidentifikasi letak kerentanan baru mungkin berada, seperti sekarang dengan suku bunga yang lebih tinggi dan kepercayaan diri yang goyah serta kegelisahan seputar kesehatan bank yang sering kali menular.
Jika kita tidak melihat kehancuran total dalam kepercayaan yang menjadi ciri krisis keuangan, maka kita masih bisa melihat regulator memperketat peraturan lebih lanjut dan bank-bank menarik kembali kesediaan mereka untuk meminjamkan sehingga dapat membuat ekonomi global menjadi tidak stabil.
(Penulis Fidya Damayanti magang)
(SAN)