Ini Kunci Bank Jago (ARTO) Raih Pertumbuhan Laba Double Digit di Semester I-2024
PT Bank Jago Tbk (ARTO) mencetak laba bersih setelah pajak sebesar Rp50 miliar per akhir Juni 2024. Realisasi ini naik 23 persen yoy.
IDXChannel - Bank digital, PT Bank Jago Tbk (ARTO) mencetak laba bersih setelah pajak sebesar Rp50 miliar per akhir Juni 2024. Realisasi ini naik 23 persen dari periode yang sama 2023 sebesar Rp41 miliar.
Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris Tandjung mengatakan, inovasi dan kolaborasi menjadi kunci keberhasilan Bank Jago dalam pertumbuhan bisnis, baik dari sisi jumlah nasabah, dana pihak ketiga (DPK), maupun penyaluran kredit.
“Semangat inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital masih memegang peran penting dalam mewujudkan aspirasi meningkatkan kesempatan tumbuh berjuta orang melalui solusi keuangan digital yang berfokus pada kehidupan,” kata Arief dalam Public Expose Live 2024, Kamis (29/8).
Menurut Arief, sejak awal Bank Jago berkomitmen untuk konsisten berkolaborasi dengan mitra strategis, seperti ekosistem GoTo yang terdiri dari Gojek, GoPay, dan Tokopedia-TikTok, serta ekosistem keuangan digital Bibit dan Stockbit.
Perseroan mengembangkan Aplikasi Jago (Jago App) yang dirancang untuk tertanam di berbagai ekosistem digital tersebut sehingga dapat disesuaikan (customized) dan dipersonalisasi (personalized) agar kompatibel dengan teknologi pelaku ekosistem dan kebutuhan masing-masing nasabah pengguna.
Sebagai contoh, Bank Jago berkolaborasi dengan GoTo Financial dalam bentuk GoPay Tabungan by Jago. Ini merupakan produk kolaborasi antara bank dan perusahaan financial technology (fintech) pertama di Indonesia yang menggabungkan layanan uang elektronik (electronic money) yang simpel dengan keunggulan bank.
Selain itu Bank Jago berkolaborasi dengan Bibit dan Stockbit untuk menyediakan produk dan layanan keuangan yang saling terkoneksi.
Model bisnis kolaborasi dengan ekosistem digital membuat Bank Jago memiliki nasabah funding melalui Aplikasi Jago sebanyak lebih dari 10 juta per Juli 2024.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 66 persen berasal dari mitra ekosistem. Jika memperhitungkan nasabah lending, total nasabah Bank Jago mencapai 12,5 juta.
Pertumbuhan pengguna Aplikasi Jago sejalan dengan penghimpunan DPK yang mencapai Rp14,8 triliun sampai dengan akhir kuartal II-2024 atau tumbuh 47 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp10,1 triliun.
Sebanyak 61 persen dari jumlah DPK atau sebesar Rp9,1 triliun merupakan current account and savings account (CASA), sedangkan sisanya 39 persen atau Rp5,7 triliun merupakan term deposit (TD).
Melalui kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya, Bank Jago menyalurkan kredit sebesar Rp15,7 triliun per akhir kuartal II-2024 atau tumbuh 40 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp11,2 triliun.
Penyaluran kredit dilakukan secara berkualitas dan mengutamakan prinsip kehati-hatian. Ini tercermin dari rendahnya rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross yang sebesar 0,4 persen.
Pertumbuhan kredit yang berkualitas mendorong aset Bank Jago menjadi Rp24,2 triliun per semester I-2024 atau tumbuh 29 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp18,9 triliun.
Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 50 persen, menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan. Konsistensi menjaga pertumbuhan bisnis yang berkualitas juga mendorong tingkat profitabilitas Bank Jago semakin baik.
“Kami akan terus menerus melakukan inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital. Kami percaya kombinasi kedua hal tersebut dengan manajemen risiko dan tata kelola yang baik, merupakan landasan dan momentum yang kuat bagi Bank Jago untuk bertumbuh lebih besar lagi secara berkelanjutan," kata Arief.
(Fiki Ariyanti)