BANKING

Tingkatkan Literasi Keuangan, Bank Digital Diharapkan Jadi Market Movers

Kunthi Fahmar Sandy 11/10/2021 19:39 WIB

Kehadiran bank digital dalam ekosistem keuangan Indonesia ditandai dengan peluncuran platform perbankan digital

Tingkatkan Literasi Keuangan, Bank Digital Diharapkan Jadi Market Movers (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Indonesia merupakan pasar potensial bagi perkembangan layanan perbankan digital dan bank digital. Saat ini terdapat sekitar 28 juta penduduk di Indonesia yang belum terhubung dengan layanan perbankan (unbanked). 

Sementara menurut Global Findex (2014), hanya sekitar 36% orang dewasa di Indonesia yang memiliki rekening 

simpanan pada lembaga keuangan formal. Di sisi lain, hampir sebagian besar masyarakat dengan akses jasa keuangan yang terbatas memiliki mobile phone. 

Berdasarkan kutipan Buku Stabilitas Keuangan No 37 Septmber 2021, selain itu, sekitar 2% atau 139 juta pengguna internet di dunia berada di Indonesia, dan mencakup 50% total populasi Indonesia. Kondisi ini mengindikasikan Indonesia sebagai pasar yang potensial bagi perkembangan perbankan digital dan bank digital. 

"Kehadiran bank digital dalam ekosistem keuangan Indonesia ditandai dengan peluncuran platform perbankan digital “Jenius” oleh BTPN pada 2016," tulis Buku tersebut seperti dikutip Senin (11/10/2021). 

Pada 2017, langkah BTPN tersebut diikuti oleh sejumlah bank umum lainnya di Indonesia, seperti “Digibank” oleh DBS, “Wokee” oleh Bukopin, “PermataMobileX” oleh Bank Permata, “Nyala” oleh OCBC NISP, “D-Bank “oleh Danamon, dan “TMRW” oleh Bank UOB. 

Seiring berjalannya waktu, perkembangan bank digital semakin pesat, di antaranya dengan adanya akuisisi bank untuk dijadikan standalone digital bank, baik oleh bank yang lebih besar maupun dari perusahaan teknologi. 

BCA pun mengakuisisi Bank Royal untuk dijadikan bank digital, yakni BCA Digital. Pada tahun 2020 dan 2021 terdapat beberapa bank umum, yang diakuisisi oleh 

perusahaan teknologi dan bertransformasi menjadi bank digital, yaitu Bank Neo Commerce (sebelumnya Bank Yudha Bakti) oleh Akulaku, Bank Jago (sebelumnya Bank Artos) oleh Gojek, dan Bank SeaBank Indonesia (sebelumnya Bank BKE) oleh Sea Ltd. 

Direktur Center of Economic and Law Studies, Bhima Yudhistira memprediksi, bank digital yang mampu meningkatkan integrasi layanan dengan platform digital lain serta mampu menjadi leader dalam inovasi teknologi berpotensi menjadi market movers

Dia juga menyarankan agar bank digital mampu mendorong kenaikan literasi keuangan digital, sekaligus penetrasi pinjaman ke sektor-sektor yang menciptakan lapangan kerja. 

“Visi jangka panjang bank digital sudah sesuai dengan inti layanan perbankan yaitu menjadi lembaga intermediasi yang pada akhirnya meningkatkan budaya literasi tidak hanya soal tabungan tapi bagaimana memanfaatkan platform untuk pinjaman produktif, dan berdampak pada munculnya wirausaha-wirausaha baru yang menyerap tenaga kerja secara masif," beber dia.

(SANDY)

SHARE