Bahlil Khawatir Konflik Timur Tengah Berdampak ke Harga Minyak Dunia
Bahlil berdoa agar harga harga minyak dunia tidak sampai terkoreksi. Sebab menurutnya, kalau ini sampai terjadi maka pasti akan membebani APBN
IDXChannel - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengakui bahwa meningkatnya eskalasi konflik di Timur Tengah membuat harga minyak dunia sekarang mulai mengkhawatirkan.
"Ya kita melihat bahwa sudah ada tanda-tanda kan, ada tanda-tanda kalau perang ini terus terjadi tidak menutup kemungkinan harga minyak dunia akan terkoreksi," ujarnya ketika ditemui di Hotel JS Luwansa, Senin (7/10/2024) malam.
Oleh karena itu Bahlil berdoa agar harga harga minyak dunia tidak sampai terkoreksi. Sebab menurutnya, kalau ini sampai terjadi maka pasti akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Karena kita kan masih impornya kurang lebih 900 sampai 1 juta barel per day. dan impor memakai harga dunia gitu. Jadi itu kita doakan lah mudah-mudahan tidak terjadi ya," kata dia.
Namun demikian diakuinya, apabila harga minyak terkoreksi masih dalam batas APBN maka tidak akan terpengaruh. Seperti diketahui, harga minyak mentah atau Indonesia Crude Price (ICP) untuk bulan September 2024 ini masih sebesar USD72,54 per barrel, turun USD5,96 dari bulan sebelumnya yang mencapai USD78,51 per barrel.
"Artinya kalau perang terjadi dan harga minyak dunia tidak bergerak itu tidak apa-apa tapi kalau perang terjadi tapi harga minyak dunia naik, itu berdampak pada perekonomian dan beban keuangan APB kita ya," ujar Bahlil.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi mengungkapkan bahwa pihaknya masih terus memantau perkembangan harga minyak dunia di tengah memanasnya konflik timur tengah. Pasalnya diakui Agus, harga komoditas ini cukup sensitif terhadap keadaan geopolitik dunia.
"Harga minyak bergejolak itu kan gak hari-hari ini. Sudah cukup panjang ya. Harga minyak itu sangat sensitif terhadap geopolitik. Gak sekedar kayak komoditas biasa itu hanya terkait supply demand," kata Agus ketika ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (4/10/2024).
Meski demikian, Agus tetap menegaskan bahwa belum terjadi kelangkaan pasokan. Namun diakuinya, dengan isu potensi gangguan pasokan, maka hal tersebut dapat pula mempengaruhi kenaikan harga minyak dunia tersebut.
"Kalau minyak itu belum terjadi shorted aja Isu aja udah menjadi mengkhawatirkan akan kurang pasok. Jadi ya gimana ya, perilakunya seperti itu," ujar Agus.
(kunthi fahmar sandy)