IDXChannel - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mendorong Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) mengoptimalisasi produksi minyak bumi melalui teknologi. Seperti diketahui, realisasi produksi siap jual (lifting) minyak bumi mulai mengalami penurunan secara alami.
Salah satu KKKS yang menjadi sorotan pemerintah adalah ExxonMobil Cepu Limited (EMCL). "KKKS yang punya produksi minyak bumi bagus, saya lihat itu ExxonMobil. ExxonMobil itu 25 persen dari total lifting nasional. Kita minta untuk bisa ada intervensi teknologi untuk bisa menaikkan liftingnya," kata Bahlil saat berkunjungan ke Lapangan Banyu Urip, Bojonegoro Senin (30/9/2024).
Enchanced Oil Recovery (EOR) merupakan satu dari sekian teknologi yang dianggap penting sebagai ransangan awal dalam menggenjot produksi minyak bumi. Bahkan Kementerian ESDM bersama Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sedang menjajaki kemungkinan lahirnya kebijakan intensif dalam implementasi EOR.
Sebelumnya Bahlil mengungkapkan tantangan berat dihadapi Indonesia adalah ketidakseimbangan antara produksi (supply) dan konsumsi (demand).
"Sekarang lifting (minyak) kita itu 600 ribu barrel oil per day (bopd). Sementara konsumsi kita 1,5 sampai 1,6 juta ribu bopd," kata dia.
Bahlil juga meminta ExxonMobil Cepu Ltd untuk meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 150 ribu barel minyak per hari (BOPD) pada 2026.
"Exxon menargetkan 125 ribu barel untuk 2026. Tapi saya punya keyakinan, dengan sistem manajemen, etos kerja, dan kreativitas tim Exxon di lapangan, ExxonMobil harus bisa mencapai di atas 150 ribu barel per hari pada tahun 2026 untuk mengurangi defisit lifting kita," kata Bahlil.
Hingga September 2024, produksi Lapangan Banyu Urip dan Kedung Keris telah menghasilkan minyak bumi sebesar 136.701 BOPD dan 36,49 MMSCFD. Pada Maret 2024, SKK Migas bersama EMCL berhasil melakukan tajak sumur produksi infill dan clastic di Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, Jawa Timur.
Selain pemanfaatan teknologi, Bahlil menekankan pentingnya KKKS untuk lebih gencar melakukan kegiatan eksplorasi sebagai program jangka panjang. Hal ini dibutuhkan demi mengembangkan lapangan migas baru, selain Lapangan Cepu dan Lapangan Banyu Urip.
"Di daerah Cepu, di sekitar itu ada beberapa sumur-sumur yang memang belum dieksplorasi. Tadi saya sudah minta ke mereka. Sudah di-drilling dua sumur, itu adalah sumur baru eksplorasi," kata dia.