Bangkit dari Krisis Ekonomi, Sri Lanka Cabut Larangan 286 Impor Barang
Sri Lanka mencabut pembatasan impor pada 286 barang sebagai tanda ekonomi di negara tersebut mulai bangkit dari krisis dan keterpurukan.
IDXCannel - Sri Lanka mencabut pembatasan impor pada 286 barang sebagai tanda ekonomi di negara tersebut mulai bangkit dari krisis dan keterpurukan.
Pulau di lepas pantai selatan India itu jatuh ke dalam krisis tahun lalu karena cadangan devisanya habis. Karena itu. pemerintah membatasi impor lebih dari 3.200 barang, termasuk makanan laut, elektronik, dan bahkan alat musik.
Sri Lanka mendapatkan dana talangan USD2,9 miliar dari Dana Moneter Internasional (IMF), guna memoderasi inflasi yang pernah melonjak dan mulai membangun kembali cadangan devisanya.
Adapun cadangan devisa Sri Lanka tumbuh 26% ke level tertinggi dalam 17 bulan sebesar USD3,5 miliar pada Mei 2023, didongkrak oleh pengiriman uang dan pendapatan pariwisata. Mata uang telah meningkat sekitar 24% tahun ini.
"Dengan stabilnya ekonomi, pembatasan impor pada 286 barang telah dicabut mulai Jumat tengah malam," kata Kementerian Keuangan dalam sebuah pernyataan dilansir dari Reuters, Sabtu (10/6/2023).
Sementara itu, pembatasan pada 928 barang akan berlanjut, termasuk impor kendaraan, yang dilarang pada Maret 2020. Berbagai barang dari gerbong kereta api hingga penerima siaran radio masuk dalam daftar terbaru yang dibebaskan dari pembatasan.
Sri Lanka juga akan memangkas harga 60 obat esensial sebesar 16% mulai minggu ini. Meskipun krisis mereda, negara ini masih perlu menyelesaikan pembicaraan utang dengan kreditor pada September. IMF pun memperkirakan ekonomi Sri Lanka menyusut sekitar 3% tahun ini setelah kontraksi 7,8% tahun lalu.
(DES)