ECONOMICS

China Tuduh AS Langgar Kesepakatan Perdagangan, Ancam Tindakan Tegas

Ahmad Islamy 02/06/2025 15:11 WIB

Kementerian Perdagangan China menuduh Amerika Serikat (AS) secara serius melanggar gencatan senjata perdagangan yang disepakati kedua negara.

Ilustrasi perang dagang antara AS dan China. (Foto: Ist.)

IDXChannel – Kementerian Perdagangan China menuduh Amerika Serikat (AS) secara serius melanggar gencatan senjata perang dagang yang disepakati kedua negara. Beijing pun menyatakan akan mengambil langkah tegas untuk melindungi kepentingannya menyusul tindakan sepihak AS yang dianggap merusak kesepakatan dari pembicaraan sebelumnya.

BBC melansir, salah seorang juru bicara Kementerian Perdagangan China mengatakan, AS telah melemahkan kesepakatan yang dicapai dalam pertemuan di Jenewa, Swiss, bulan lalu. Ketika itu, kedua negara sudah sepakat menurunkan tarif impor barang masing-masing. AS menurunkan tarif barang dari China dari 145 persen menjadi 30 persen. Sementara China membalas dengan menurunkan tarif barang AS dari 125 persen menjadi 10 persen. 

Selain itu, AS juga dinilai melanggar kesepakatan dari pembicaraan telepon pada Januari antara Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump.

Pernyataan Kemendag China kali ini merespons tuduhan Trump pada Jumat lalu, yang menyebut China telah melanggar sepenuhnya kesepakatan perdagangan. 

Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, menuturkan, China tak kunjung menghapus hambatan nontarif sebagaimana disepakati. Sementara Beijing menuding Washington melakukan pelanggaran dengan menghentikan penjualan perangkat lunak desain chip komputer ke perusahaan China, serta melarang penggunaan chip buatan raksasa teknologi China Huawei, bahkan sampai membatalkan visa pelajar China.

Kesepakatan Jenewa sebelumnya mengejutkan banyak analis karena AS dan China dianggap sulit mencapai titik temu dalam isu perdagangan. Keberhasilan negosiasi tatap muka itu menunjukkan potensi kesepakatan di masa depan. 

Namun, eskalasi retorika baru-baru ini semakin menekankan kerapuhan gencatan senjata lerdagangan saat ini dan menunjukkan tantangan besar untuk mencapai kesepakatan perdagangan jangka panjang. Meski tensi meningkat, dua pejabat senior Gedung Putih pada Minggu (1/6/20204) mengindikasikan bahwa Trump dan Xi Jinping kemungkinan akan segera mengadakan pembicaraan. 

Menteri Keuangan AS, Bessent menyatakan, detail perdagangan akan diselesaikan setelah kedua pemimpin berbicara, meski belum ada kepastian waktu. 

Direktur Dewan Ekonomi Nasional, Kevin Hassett mengatakan, kedua pemimpin diperkirakan berbicara minggu ini dan kedua pihak telah menyatakan kesiapan untuk berdialog. "Kita harus siap jika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai harapan," ujarnya.

Pihak China lebih memilih kesepakatan dirumuskan di tingkat yang lebih rendah sebelum sampai ke meja presiden. Pendekatan ini kontras dengan langkah AS yang cenderung mempercepat negosiasi tingkat tinggi.

Pekan lalu, Trump mengumumkan bahwa AS akan menggandakan tarif baja dan aluminium dari 25 persen menjadi 50 persen, efektif mulai Rabu (4/6/2025) lusa. Dalam kampanye di Pittsburgh, Pennsylvania, Trump pernah menyatakan kebijakan semacam ini bertujuan untuk mendukung industri baja lokal dan mengurangi ketergantungan pada pasokan China.

(Ahmad Islamy Jamil)

SHARE