IDXChannel- Aktivitas manufaktur di Asia mengalami kontraksi pada Mei 2025. Hal ini disebabkan lemahnya permintaan dari China dan meningkatnya tekanan dari tarif dagang yang diberlakukan oleh Amerika Serikat.
Dilansir Channel News Asia, Senin (2/6/2025), situasi ini menunjukkan prospek ekonomi regional yang cenderung memburuk. Padahal sebelumnya Asia dikenal sebagai kawasan dengan pertumbuhan tinggi.
Negara-negara yang sangat bergantung pada perdagangan, seperti Jepang dan Korea Selatan, mencatat penurunan lanjutan dalam sektor manufakturnya. Kebijakan tarif otomotif dari Presiden AS Donald Trump menambah ketidakpastian, membebani kinerja ekspor dan menekan kepercayaan pelaku usaha.
Data resmi dari China menunjukkan aktivitas manufaktur di negara tersebut menyusut untuk bulan kedua berturut-turut. Kondisi ini mencerminkan pelemahan ekonomi China turut berdampak ke seluruh kawasan.
Banyak negara Asia belum mencapai kemajuan berarti dalam negosiasi dagang dengan AS, yang menyebabkan perusahaan-perusahaan enggan meningkatkan produksi atau investasi. Ketidakpastian ini memperpanjang periode kehati-hatian dalam strategi bisnis mereka.