sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Manufaktur Asia Melemah di Mei 2025, Tarif AS dan Lesunya Permintaan China Jadi Pemicu Utama

Economics editor Ibnu Hariyanto
02/06/2025 14:16 WIB
Aktivitas manufaktur di Asia mengalami kontraksi pada Mei 2025. Hal ini disebabkan lemahnya permintaan dari China.
Aktivitas manufaktur di Asia mengalami kontraksi pada Mei 2025. Hal ini disebabkan lemahnya permintaan dari China. (foto: iNews Media)
Aktivitas manufaktur di Asia mengalami kontraksi pada Mei 2025. Hal ini disebabkan lemahnya permintaan dari China. (foto: iNews Media)

Bahkan ekonomi Jepang dan Korea Selatan sudah mengalami kontraksi sejak kuartal i 2025 dan tren penurunan berlanjut pada Mei. Di Jepang, indeks PMI manufaktur tercatat di 49,4, sedangkan Korea Selatan berada di angka 47,7. Indeks PMI keduanya masih berada di bawah ambang batas pertumbuhan.

Selain itu, ekspor murah dari China akibat lemahnya permintaan domestik turut memberikan tekanan deflasi pada negara-negara tetangga. Negara-negara seperti Vietnam, Indonesia, dan Taiwan juga mengalami kontraksi aktivitas manufaktur berdasarkan survei swasta.

Sementara Jepang dan AS berencana mengadakan putaran baru perundingan dagang menjelang KTT G7. Jepang menyatakan kesepakatan tidak akan dicapai tanpa konsesi AS atas tarif yang dikenakan. 

Di tengah ketegangan ini, Trump terus memperkeras sikapnya dengan menggandakan tarif baja dan aluminium secara global. Kebijakan baru AS ini menambah ketidakpastian dalam perdagangan internasional.

(Ibnu Hariyanto)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement