ECONOMICS

Depan Investor, Sri Mulyani: Berikan Fleksibilitas untuk Negara Berkembang

Michelle Natalia 27/10/2021 10:44 WIB

Menteri Keuangan, Sri Mulyani, meminta seluruh investor yang tergabung dalam Asian Infrastructure Investment Bank untuk memberikan fleksibilitas.

Depan Investor, Sri Mulyani: Berikan Fleksibilitas untuk Negara Berkembang. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, meminta kepada seluruh investor yang tergabung dalam Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) untuk memberikan fleksibilitas terhadap negara berkembang. Sebab, negara ini memiliki kemampuan fiskal yang berbeda sehingga tidak bisa diberikan standar yang sama.

Hal itu dia sampaikan pada sidang Tahunan Keenam AIIB. Sri Mulyani juga menyerukan pentingnya dukungan AIIB untuk diarahkan pada pembiayaan perubahan iklim yang inovatif.

“Pembiayaan perubahan iklim merupakan langkah yang harus dilakukan saat ini oleh semua negara termasuk Indonesia sebagai negara berkembang. Namun, negara berkembang harus diberikan fleksibilitas dan tidak dipatok dengan standar yang sama dengan negara maju mengingat perbedaan kapasitas fiskal yang dimiliki,” jelas Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Rabu (27/10/2021).

Menteri Keuangan juga menunjukkan kepemimpinan Indonesia dalam transisi energi melalui peluncuran kemitraan dengan Bank Pengembangan Asia (Asian Development Bank) untuk melakukan studi terkait Mekanisme Transisi Energi atau Energy Transition Mechanism (ETM) pada pertemuan United Nations Climate Change Conference (COP26).

Program ini akan memungkinkan penghentian PLTU batubara dan bergeser ke energi terbarukan. Tetapi untuk dapat mencakup seluruh PLTU, program ini akan membutuhkan investasi yang besar.

“Kita membuka diri untuk bekerja sama dengan pihak-pihak yang tertarik, termasuk AIIB, untuk mereplikasi, meningkatkan, dan menyukseskan instrumen transisi energi ini.” tutup Sri Mulyani.

AIIB saat ini telah memiliki 103 anggota yang tersebar di enam benua dan telah menyalurkan pendanaan sebesar USD 28 miliar untuk pembangunan infrastruktur dan konektivitas negara di Kawasan Asia.

Dalam penanganan pandemi, AIIB akan tetap mendukung negara anggota dan memobilisasi pembiayaan dari sektor swasta dalam mencapai kegiatan prioritas tematik pasca pandemi Covid-19. Selain itu, AIIB juga mendukung pendanaan kegiatan prioritas aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim bagi negara anggota serta memobilisasi pembiayaan swasta agar sesuai dengan prinsip environmental, social, and governance (ESG).

Selama enam tahun berdiri, Indonesia juga telah menerima manfaat yang signifikan dari AIIB untuk pembiayaan infrastruktur. Sebagai buktinya, Indonesia merupakan negara terbesar kedua dalam penerima manfaat berupa pendanaan pembangunan dari AIIB. Indonesia juga merupakan ke-8 terbesar pemodal AIIB dengan porsi kontribusi 3,18% terhadap total modal AIIB bersama China, India, dan Rusia. (TYO)

SHARE