ECONOMICS

Gandeng Emirates untuk Penerbangan Internasional, Ini Penjelasan Garuda (GIAA)

Yulistyo Pratomo 16/11/2021 09:18 WIB

PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) menggandeng maskapai penerbangan asal Uni Emirat Arab (UEA), Emirates, sebagai mitra internasional.

Gandeng Emirates untuk Penerbangan Internasional, Ini Penjelasan Garuda (GIAA). (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) menggandeng maskapai penerbangan asal Uni Emirat Arab (UEA), Emirates, sebagai mitra internasional. Kedua belah pihak akan melaksanakan code sharing, atau penyambung penerbangan luar negeri bagi Garuda.

Dikutip dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (16/10/2021), penandatanganan tersebut berlangsung pada 3 November 2021 lalu di Dubai, UEA. Hal ini sejalan dengan langkah perseroan yang ingin fokus melayani penerbangan dalam negeri.

"Sesuai dengan rencana bisnis Perseroan dimana Perseroan akan berfokus pada rute domestik, maka untuk rute internasional Perseroan salah satunya dilakukan melalui kerjasama dengan Emirates untuk penerbangan rute-rute internasional," demikian penjelasan emiten berkode GIAA ini kepada BEI.

Meski melakukan kerja sama dengan Emirates, namun Garuda menegaskan tidak semua jalur diserahkan sepenuhnya. Tentunya, jalur yang diberikan adalah rute yang dapat memberikan kontribusi keuangan kepada Garuda.

"Adapun rute internasional yang diterbangkan oleh Perseroan merupakan selective routes yang dapat mengkontribusikan profitability yang baik bagi Perseroan."

Sebelumnya, Kementerian BUMN selaku pemegang saham mayoritas menjembatani kerja sama antara Garuda Indonesia dengan perusahaan penerbangan asal Dubai, Emirates. Saat ini keduanya sudah melakukan penandatangan kerja sama.

Menteri BUMN, Erick Thohir mencatat, kerja sama itu bertujuan agar Garuda Indonesia bisa fokus pada bisnis penerbangan domestik. Selain itu, perjanjian dalam bentuk code sharing juga menegaskan bahwa pelanggan Garuda tetap bisa menjelajahi rute internasional melalui maskapai Emirates.

"Upaya restrukturisasi terus berjalan. Negosiasi utang-utang Garuda yang mencapai USD7 miliar karena leasing cost termahal yang mencapai 26 persen dan juga korupsi, lagi dinegosiasikan dengan para lessor. Meski demikian, kita tetap berusaha membuka opsi-opsi lain, paling tidak, agar bisa membantu pemulihan Garuda," ujar Erick, Kamis (4/11/2021).

Dia menghitung, melalui kerjasama code sharing dengan Emirates dalam melayani rute penerbangan ke luar negeri, maka Garuda masih memiliki nilai di mata pelanggannya. Hal ini diharapkan berdampak positif dalam mendukung orientasi baru Garuda yang akan lebih fokus melayani rute domestik.

"Bagaimanapun juga, kita tidak bisa tinggal diam, bukan? Yang namanya usaha dan mencari solusi harus tetap dipikirkan. Termasuk juga menyusun strategi dan fokus baru untuk bisnis penerbangan domestik Garuda," kata dia. (TYO)

SHARE