ECONOMICS

Gapuspindo Sebut Impor Sapi Lebih Menguntungkan Ketimbang Daging Beku

Advenia Elisabeth/MPI 13/01/2022 14:55 WIB

Gapuspindo mengatakan impor sapi jauh lebih menguntungkan negara dari sisi perekomian dibandingkan daging beku.

Gapuspindo Sebut Impor Sapi Lebih Menguntungkan Ketimbang Daging Beku (ILustrasi)

IDXChannel - Ketua Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) Didiek Purwanto mengatakan, mengimpor sapi bakalan akan jauh lebih menguntungkan negara dari sisi perekomian dibandingkan daging beku.

"Pertumbuhan ekonomi dan konsumsi di mulai dari tahun 2017 ke tahun 2021 mengalami penurunan. Sebetulnya impor sapi bakalan itu lebih memberikan nilai tambah dibandingkan impor daging beku," terangnya dalam webinar yang diselenggarakan oleh Pataka, Kamis (13/1/2022).

Ia mencontohkan, jika daging beku diimpor 100 kilogram, maka kuantitas itulah yang dapat dikonsumsi. Beda halnya jika Pemerintah mengimpor sapi bakalan. Apabila mengimpor dengan berat 300 kilogram ekuivalen dengan 100 kilogram daging sapi seberat 100 kg, jika sapi tersebut dipelihara selama  90 sampai 120 hari dengan pakan lokal, maka mampu menghasilkan sapi seberat 476 kg atau setara daging 167 kg.

Lanjut dia menerankan, dalam proses penggemukan sapi bakalan selama 90 sampai 120 hari tersebut, diperlukan pangan lokal berupa tumbuhan hijau, konsentrat, limbah pertanian, dan mineral yang diproduksi di dalam negeri.

"Jadi kalau kita pelihara sapi bakalan, benefitnya luar biasa. Bisa menghasilkan produk sampingan lain berupa jeroan, lemak, tulang, dan sebagainya," jelas Didiek.

"Beda dengan daging beku, impor 20 ribu ton, ya cuma 20 ribu ton, tidak ada peningkatan apa-apa, tidak ada multiplier efek di situ, tidak ada proses produksi, tidak ada keterlibatan banyak orang," sambungnya.

Oleh karena itu, Didiek mengatakan, jika pemerintah mengimpor sapi bakalan dan melakukan usaha penggemukan sapi potong, maka akan mampu menyediakan daging sapi segar dalam negeri sekitar 20% dari kebutuhan nasional, bahkan penyerapan tenaga kerja langsung sebanyak 29.000 orang dan tenaga kerja tidak langsung sebanyak 708.000 orang.

"Contohnya seperti orang yang nanam jagung, pagi, orang yang menyediakan pakan ternak, itu semua koneksinya luar biasa," urainya. 

Selanjutnya dia bilang, industri penggemukan sapi potong dapat menggerakan perekonomian dipedesaan terutama penyediaan pakan ternak oleh para perani pedesaan yang nilainya mencapai Rp 3 triliun per tahun.

"Hal ini juga berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat," tandasnya. 

(NDA) 

SHARE