ECONOMICS

Garuda Indonesia (GIAA) Bayar Utang dengan Uang Kas sampai Kupon

Suparjo Ramalan 17/06/2022 23:11 WIB

Garuda Indonesia akan melunasi utang ke krediturnya dengan beberapa skema, diantaranya menggunakan uang kas hingga kupon sukuk.

Garuda Indonesia (GIAA) Bayar Utang dengan Uang Kas sampai Kupon (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) menyatakan akan melunasi piutang ke kreditur dengan beberapa skema, yakni menggunakan uang kas perusahaan dan kedua dengan kupon sukuk baru serta saham.

Manajemen Garuda akan menggunakan arus kas perusahaan untuk melunasi piutang kreditur dengan nilai di bawah Rp 255 juta. Sementara, nilai piutang di atas Rp 255 juta akan memperoleh kupon debt baru 825 dan saham sebesar USD 330 juta. 

Sementara itu, piutang kreditur yang berasal dari lembaga perbankan dalam negeri dan BUMN utang maupun pinjamannya akan diperpanjang selama 22 tahun dengan bunga 0,1 persen per tahun.
  
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra menyebut skema pembayaran utang ini dicatatkan dalam proposal perdamaian yang kini telah disetujui 97,46 persen kreditur. 

"Proposal perdamaian kita ada beberapa klasifikasi, pertama mereka yang punya uangnya saat ini dapat disepakati di bawah , ini berdasarkan Daftar Piutang Tetap (DPT), Rp255 juta akan kita bayarkan dari arus kas perusahaan. Yang Rp255 juta ke atas sukuk lessor akan memperoleh kupon debt baru 825 dan saham USD 330 juta," ungkal Irfan pasca voting PKPU, Jumat (17/6/2022). 

Emiten dengan kode saham GIAA ini memang berhasil memperoleh persetujuan perdamaian dari kreditur. Mayoritas atau 97,46 persen dari total jumlah kreditur mendukung isi proposal yang mengarah pada homologasi.

Irfan menyebut jumlah tersebut merupakan angka tertinggi dari yang ditetapkan Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). 

Kesepakatan ini, lanjut Irfan, menjadi angin segar bagi bisnis maskapai penerbangan pelat merah kedepannya. Dia optimis perusahaan mampu membukukan keuntungan berarti dengan mengeruk pasar penerbangan domestik. 

"Bisnis plan kita akan menghasilkan keuntungan akan fokus di domestik, terbang di rute menguntungkan. Kita tetap melayani rute internasional, umrah haji dan fokus ke kargo. Untuk rute internasional hanya menerbangkan yang menguntungkan,” tutup Irfan. (RRD)

SHARE