Harga Bergerak Fluktuatif, Satgas Waspada Investasi Ingatkan Aset Crypto Tak Punya Regulasi
Ketua SWI mengatakan aset Kripto saat hingga saat ini belum memiliki regulasi atau perlindungan kepada para pembelinya.
IDXChannel - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi (SWI) Tongam L Tobbing mengatakan aset Kripto saat hingga saat ini belum memiliki regulasi atau perlindungan kepada para pembelinya. Sebab aset tersebut memiliki sifat harga yang sangat fluktuatif atau berubah-ubah dengan cepat dan signifikan.
Tongam menjelaskan aset tersebut sangat berisiko cukup tinggi untuk masyarakat jika dijadikan instrumen investasi. Menurutnya jika masyarakat membeli aset tersebut hanya tidak jauh hanya memperkaya orang yang menjual aset token teresebut.
"Ketika masyarakat membeli aset produk crypto, maka hal tersebut hanya menguntungkan dari sisi pihak produsen aset crypto, kita contohnya melihat beberapa hari ini, Asix token yang dimiliki oleh Anang," ujar Tongam pada seminar kebangsaan yang diselenggarakan oleh Ikatan keluarga Alumni Institut Injil Indonesia, Senin (21/3/2022).
Tongam menjelaskan para pemilik aset crypto tersebut murni hanya kebutuhan bisnis, sebab para penjual aset crypto tersebut tidak mendasari para pembelinya dengan edukasi, bahwa aset tersebut memiliki risikonya yang cukup tinggi dari sisi kerugian.
"Masyarakat kita perlu memahami bahwa setiap kita membeli aset token kita akan memperkaya Anang, bukan untuk memperkaya kita," kata Tongam.
Karena memiliki risiko yang cukup tinggi dari sifat harganya yang sangat fluktuatif. Menurut Tongam menjadi penting untuk masyarakat mendapatkan edukasi terlebih dahulu sebelum memilih aset tersebut sebagai instrumen investasi.
"Karena para pelaku yang menawarkan token ini hanya kebutuhan bisnis semata, mereka tidak mengedukasi masyarakat, tidak ada edukasi masyarakat bahwa ini risiko tinggi," lanjutnya.
Disamping itu Tongam menjelaskan sosok public figur seperti Anang yang menjual dan mempromosikan aset Kripto melalui media sosialnya memiliki pengaruh kuat pada pengikutnya. Jika para pengikutnya tersebut tertarik dan tergiur untuk membeli tanpa di dasari edukasi yang tentang risikonya, maka menjadi hal berbahaya untuk masyarakat.
"Crypto ini memang kita perlu mendidik masyarakat kita, aset crypto, trading, robot trading, karena masyarakat kita banyak yang ikut ikutan, tidak mengetahui trading," pungkas Tongam.
(NDA)