ECONOMICS

Impor CPO India Bakal Naik 23 Persen, Peluang bagi RI?

Dinar Fitra Maghiszha 24/09/2022 14:56 WIB

Angka tersebut dipicu pemulihan konsumsi dan harga CPO yang menarik di pasar global, sehingga mendorong perusahaan pengolahan meningkatkan pembelian.

Impor CPO India Bakal Naik 23 Persen, Peluang bagi RI? Foto: MNC Media.

IDXChannel - Impor minyak sawit mentah (CPO) India diperkirakan melonjak 23% sebesar 9,5 juta ton pada hingga 2023.

CEO Patanjali Foods Ltd, Sanjeev Asthana, mengatakan angka tersebut dipicu pemulihan konsumsi dan harga CPO yang menarik di pasar global, sehingga mendorong perusahaan pengolahan meningkatkan pembelian.

"Sawit masih sangat menarik, harganya berada di bawah tekanan karena stok global (melimpah)," kata Sanjeev, dilansir Reuters, Sabtu (24/9/2022).

Menurutnya, harga CPO cenderung lebih murah dibandingkan minyak kedelai/soy oil. Namun, diskon harga ini diproyeksikan tidak bertahan lama dan dapat menyusut dalam beberapa bulan mendatang.

Sanjeev merinci bahwa mereka mampu mendapatkan harga CPO sebesar USD950 per ton, termasuk cost, insurance, dan freight (CIF) untuk pengiriman Oktober. Hal ini jauh lebih murah dibandingkan minyak kedelai seharga USD1.250 per ton.

India merupakan importir CPO terbesar dunia yang sebagian besar produk impornya datang dari negara-negara Asia, seperti Indonesia, Malaysia, hingga Thailand.

Indonesia saat ini diuntungkan berkat persediaan CPO yang melimpah ditambah harga jual yang lebih rendah dari produk negara lain. Kondisi ini terjadi setelah Jakarta sebelumnya menerapkan kebijakan pembatasan ekspor CPO, demi mengatasi kelangkaan minyak goreng. Embargo itu membuat persediaan sawit melimpah saat ini.

Baru-baru ini, RI memperpanjang kebijakan pembebasan pungutan ekspor atas CPO hingga 31 Oktober 2022. Hal ini dinilai pengusaha sebagai strategi untuk memangkas persediaan yang menumpuk sejak Mei 2022.

"India secara agresif membeli minyak sawit dari Indonesia karena harga menarik dan permintaan festival Diwali semakin dekat," kata Sandeep Bajoria, kepala eksekutif pialang dan konsultan minyak nabati, Sunvin Group.

"Kami mengharapkan impor 2 juta ton antara Agustus hingga November," tandasnya. (NIA)

SHARE