ECONOMICS

Indonesia Tak Tutup Pintu Inovasi Meski Social Commerce Dilarang

Arif Budianto/Kontributor 28/09/2023 14:44 WIB

Pelarangan atas praktik social commerce tidak membuat pintu inovasi yang dilakukan TikTok turut ditutup.

Indonesia Tak Tutup Pintu Inovasi Meski Social Commerce Dilarang. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Pelarangan atas praktik social commerce tidak membuat pintu inovasi yang dilakukan TikTok turut ditutup. Meski demikian, semua platform digital wajib mematuhi aturan yang berlaku di Indonesia.

Hal tersebut dikatakan oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Nezar Patria. Dia menyebut pemerintah mendukung inovasi digital yang dilakukan para developer internasional.

Saat ini, banyak perusahaan teknologi internasional yang tumbuh besar dengan menyasar market Indonesia. Namun, mereka juga harus ikuti aturan agar ekosistem lokal tetap berkembang. 

"Kita enggak sampai ke arah sana (menutup), selama pemain-pemain dari internasional itu mengikuti aturan-aturan yang ada dan sejalan dengan regulasi yang dibuat oleh Kementerian terkait. Kami memberikan kesempatan yang sama," kata Nezar usai membuka Asian Media Information and Communication Center (AMIC) di Hotel Savoy Homann, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Kamis (28/9/2023). 

Menurut dia, Kemenkominfo juga sedang membahas dan melakukan mitigasi yang diperlukan agar bisa melindungi ekosistem bisnis digital. Bagaimana mereka bisa berkembang secara bersama-sama dalam sebuah ekosistem. 

"Kami memberi kesempatan, karena kita tahu Indonesia adalah pasar yang besar buat ekonomi digital. Di ASEAN, Indonesia juga menjadi episentrum, sehingga sangat menentukan pertumbuhan perusahaan digital lokal atau internasional," jelas dia. 

Oleh karenanya, dia sangat mendukung konferensi yang digelar Unpad ini. Workshop akan membahas begitu banyak tema-tema penting terutama perkembangan di dalam ilmu komunikasi dan juga kontribusi ilmu komunikasi di dunia yang sedang berubah. 

"Kami berharap ada kajian-kajian, terutama mencermati inovasi yang begitu cepat di dunia informasi yang menggunakan plafon digital. Misalnya bagaimana sosial media menjadi sumber rujukan dari informasi bagi publik," imbuh dia. 

Sementara itu, AMIC Annual Conference adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh Asian Media Information and Communication Centre (AMIC). Event saat ini melibatkan banyak pembicara dan peserta internasional dari berbagai negara. AMIC Annual Conference yang ke-29 akan diselenggarakan pada 28 sampai dengan 30 September 2023.

“Pada event tahun ini jumlah peserta mencapai lebih dari 200 orang yang akan mempresentasikan hasil riset mereka. Jumlah pembicara di sesi panel utama juga terbanyak dalam konteks konferensi internasional komunikasi di Indonesia, kami sampai membuka tujuh sesi panel utama,” jelas Ketua Panitia AMIC Annual Conference ke-29 Dadang Rahmat Hidayat. 

Chairperson, Board of Directors Asian Media Information and Communication Centre Crispin C. Maslog berharap, konferensi ini bisa memberikan manfaat untuk semua bangsa di dunia dari sebelumnya hanya ASEAN, bisa lebih luas lagi ke Afrika. (TYO)

SHARE