ECONOMICS

Ingatkan Jejak Digital, MenPANRB Imbau ASN Tidak Anti Pemerintah

Dita Angga Rusiana 07/12/2021 20:15 WIB

Tjahjo Kumolo mengingatkan agar ASN berhati-hati dalam berselancar di dunia maya. Baik melalui media sosial maupun melalui aplikasi pertukaran pesan.

Ingatkan Jejak Digital, MenPANRB Imbau ASN Tidak Anti Pemerintah (Ilustrasi)

IDXChannel - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPANRB) Tjahjo Kumolo mengingatkan agar ASN berhati-hati dalam berselancar di dunia maya. Baik melalui media sosial maupun melalui aplikasi pertukaran pesan.

Hal ini mengingat pemerintah akan mengakses jejak digital terhadap ASN para calon pejabat pimpinan tinggi (PPT) dan pasangannya. Maka dari itu dia mengatakan agar para ASN tidak menjelek-jelekan pemerintah atau anti pemerintah. Termasuk juga tidak terlibat dengan kelompok radikalisme dan terorisme.

“Jangan berkomentar menjelek-jelekkan pemerintah atau anti-pemerintah, maupun mengikuti dan berkomunikasi dengan kelompok radikalisme dan terorisme. Ingat, ada jejak digital. ASN harus tegak lurus terhadap Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, dan pemerintah,” katanya dikutip dari pers rilis Humas KemenPANRB, Selasa (7/12/2021).

Tjahjo juga kembali menekankan bahwa jika sudah terpapar radikalisme maka tidak akan lolos seleksi menjadi PPT.

“Prinsipnya adalah ASN tidak boleh berkaitan dengan radikalisme dan terorisme. Terlebih untuk calon pejabat pimpinan tinggi (PPT) madya. Walaupun sudah memenuhi kriteria. Jika memiliki indikasi terpapar radikalisme dan terorisme, mohon maaf tidak bisa,” tuturnya.

Sebelumnya Tjahjo mengungkapkan bahwa banyak PNS yang  gagal menjadi eselon I saat sidang Tim Penilai Akhir (TPA) karena kelakuan pasangannya.

“Ini saya bikin stres, dua tahun MenPANRB dalam sidang TPA, hampir di atas 16 calon eselon I yang sudah hebat, professor, doktor, mulai dari bawah naik, ikut TPA, gagal jadi eselon I gara-gara kelakuan istrinya atau suaminya,” tuturnya.

Dia mengatakan bahwa banyak pasangan PNS yang sering membuka media sosial milik tokoh-tokoh radikal dan terorisme.

“Istrinya kalau malam kerjanya buka medsos tokoh-tokoh radikal, tokoh-tokoh teroris. Gagal. Pokoknya yang berbau radikalisme terorisme itu ancaman bangsa,” ujarnya.

Tjahjo memastikan bahwa pemerintah berani bersikap dalam menentukan siapa kawan dan siapa lawan. Apalagi radikalisme dan terorisme ini ada yang perorangan maupun kelompok. Selain itu ada yang terang-terangan atau sembunyi-sembunyi menyebar masalah radikalisme teroris.

“Termasuk di eselon II, eselon I, keluarganya yang berbau ini, atau suka buka medsos, di drop. Karena bukti aplikasi, rekam jejak media di hp nya semua bisa terdata dengan baik,” ujarnya.

Dia menyebut bahwa hampir setiap bulan ada ASN yang diberhentikan karena terlibat masalah radikalisme dan terorisme.

“Di tantangan pertama. Hampir setiap bulan kami mengeluarkan SK ASN yang kita berhentikan karena terpapar radikalisme terorisme,” pungkasnya. 

(NDA)

SHARE