ECONOMICS

Ini yang Bakal Terjadi Jika Pemerintah Tak Amankan Stok dan Harga Beras

Anggie Ariesta 19/02/2024 18:15 WIB

Menurut Khudori, penting untuk pemerintah memastikan pasokan beras tersebut dalam jumlah yang memadai.

Ini yang Bakal Terjadi Jika Pemerintah Tak Amankan Stok dan Harga Beras. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Beras langka dan harganya melambung ternyata bukan terjadi kali ini saja. Harga beras diketahui sudah melonjak tinggi sejak semester II-2022 dan terus naik hingga awal 2024, kemudian bertahan tinggi.

Pengamat pertanian sekaligus Pegiat Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengatakan, harga beras yang tinggi karena pasokan yang terbatas. Sebab, sekarang musim paceklik hingga April 2024.

"Panen besar kemungkinan baru akhir April atau awal Mei 2024. Ini memang krusial karena Maret ada Ramadan dan April ada Idulfitri," ungkap Khudori saat dikonfirmasi MNC Portal Indonesia, Jakarta, Senin (19/2/2024).

Menurut Khudori, penting untuk pemerintah memastikan pasokan beras tersebut dalam jumlah yang memadai.

"Jika tidak, harga potensial terus naik dan bisa menimbulkan kegaduhan, bahkan mengguncang kondisi sosial-politik," kata dia.

Selain itu, produksi pada Maret diprediksi membeludak sehingga diperkirakan akan ada surplus 0,97 juta ton beras. Namun, surplus ini dipastikan akan menjadi rebutan banyak pihak.

"Panen di April pun akan bernasib sama: jadi rebutan banyak pihak. Terutama untuk mengisi jaring-jaring distribusi yang berbulan-bulan kering kerontang karena paceklik," jelas Khudori.

Dia menuturkan, bagi warga miskin tak perlu khawatir karena sudah ada bantuan PKH, Program Sembako, hingga BLT Mitigasi Risiko Pangan. Khudori menekankan, pemerintah perlu memperhatikan kelompok yang hanya beberapa jengkal di atas garis kemiskinan.

"Kalau harga beras dan pangan naik, mereka potensial jadi kaum miskin baru. Mereka belum tersentuh aneka bantuan sosial dan jaring pengaman sosial itu," tegasnya.

Adapun pemerintah dalam beberapa hari terakhir juga menggandeng Food Station (FS). FS akan mencampur beras lokal dengan beras impor (dengan komposisi tertentu) dan menjualnya dengan harga beras premium: Rp13.900/kg dengan memanfaatkan merk FS.

Aneka beras bermerek punya FS itu bisa ditemukan di jejaring ritel modern seperti Alfamart dan Indomaret. Cara-cara ini dilakukan untuk menjangkau lebih banyak warga.

"Bahwa masih ada kelangkaan itu ya. Karena Bulog dan FS belum menjangkau semua," katanya.

(YNA)

SHARE