ECONOMICS

Kemenhub Enggan Turunkan Tarif LRT Jabodebek Imbas Penurunan Kualitas Pelayanan

Heri Purnomo 30/10/2023 20:08 WIB

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengaku enggan menurunkan tarif LRT Jabodebek imbas penurunan kualitas pelayanan.

Kemenhub Enggan Turunkan Tarif LRT Jabodebek Imbas Penurunan Kualitas Pelayanan. (Foto Heri Purnomo/MPI)

IDXChannel - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengaku enggan menurunkan tarif LRT Jabodebek imbas penurunan kualitas pelayanan. Sebab, pemerintah masih mengevaluasi roda kereta LRT Jabodebek yang mengalami keausan.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal mengatakan, hasil evaluasi tersebut menjadi dasar bagi pemerintah untuk terus meningkatkan pelayanan serta aspek keselamatan dari moda transportasi LRT Jabodebek.

"Jangan buru-buru, ini dalam rangka keselamatan. Jangan sampai ada masalah baru, ada musibah, enggak. Kita mencegah dan memperbaiki dari temuan yang ada," katanya saat ditemui di Jakarta International Velodrome, Jakarta, Senin (30/10/2023).

Adapun ketika ditanya terkait dengan keringanan yang diberikan kepada masyarakat dalam hal penurunan tarif, Risal mengatakan, pihaknya bersama LRT Jabodebek akan mengupayakan pelayanan yang lebih baik ke depannya.

"Enggaklah, pokoknya kita perbaiki layanan kita," katanya.

Sebagai informasi, tarif LRT Jabodebek saat ini, masyarakat dikenakan biaya sebesar Rp3.000 untuk tarif minimal dan tarif maksimal Rp20.000. Tarif ini berlaku pada hari kerja yakni Senin-Jumat.

Sementara tarif untuk hari Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional adalah tarif yang dikenakan sebesar Rp3.000 untuk tarif minimal dan maksimal Rp10 ribu.

Sebelumnya, Ketua Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana menyarankan agar tarif LRT kembali seperti saat periode promo yaitu Rp5 ribu. Hal tersebut sebagai bentuk kompensasi terhadap penurunan layanan ke masyarakat akibat waktu tunggu yang saat ini lebih lama.

Aditya menuturkan, jika PT KAI tidak memberikan masyarakat kompensasi seperti penurunan tarif, maka dikhawatirkan animo masyarakat untuk menggunakan transportasi umum bakal menurun dan akhirnya kembali menggunakan kendaraan pribadi.

"Dalam kondisi pelayanan sarana menurun, saya menyarankan untuk mengenakan tarif yang termurah dulu untuk pelanggan sebagai kompensasi waktu tunggu yang relatif lama dan frekuensi perjalanan yang berkurang," kata Aditya saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Jumat (27/10/2023).

Lebih lanjut, Aditya menjelaskan saat ini kondisi LRT Jabodebek sendiri hanya mengoperasikan setidaknya sembilan trainset dan 131 perjalanan. Jumlah trainset tersebut berkurang karena beberapa trainset masih dalam proses perbaikan roda kereta.

"Ini memang semestinya tidak terjadi, di saat frekuensi perjalanan harusnya ditingkatkan supaya jeda antar perjalanan (headway)-nya rapat dan jam operasi perjalanan mestinya ditambah tetapi malahan armada yang dioperasikan berkurang signifikan," sambungnya.

Jumlah trainset yang berkurang itu akhirnya membuat headway atau jarak kedatangan kereta menjadi lebih lama. Kondisi yang demikian dikhawatirkan oleh Aditya bakal menurunkan minat masyarakat untuk menggunakan moda transportasi publik. 

Padahal hingga saat ini LRT Jabodebek sudah mengangkut lebih dari 2,4 juta pelanggan sejak diresmikan di 28 Agustus 2023.

(YNA)

SHARE